Jeremy Sivits (24)
Asal: Hyndman, Pennsylvania.
Posisi:
Divonis setahun penjara, demosi, dan dipecat dengan tidak hormat dalam pengadilan militer di Bagdad.
Tuduhan:
Konspirasi penganiayaan bawahan dan tahanan. Lalai melakukan tugas. Kejam.
Pengakuan:
Dia mengaku dia tidak banyak terlibat dalam kesewenang-wenangan ini tetapi dia mengakui sebagai pelaksana pengambilan foto. "Saya menertawakan beberapa hal yang diperintahkan kepada para tahanan untuk dilakukan. Saya juga muak pada beberapa hal. Ketika saya pikir sekarang, itu sama sekali tak lucu," ujarnya.
Sersan Staf Ivan Frederick (37)
Asal: Buckingham, Virginia.
Posisi:
Menunggu pengadilan militer.
Tuduhan:
Terlibat konspirasi penganiayaan tahanan. Menganiaya tahanan. Lalai dalam menjalankan tugas. Melakukan penyerangan.
Sebuah laporan internal menyebut ada saksi yang mengaku melihat Frederick memukul tahanan yang berada di tumpukan orang telanjang. Saksi juga melihat Frederick menyaksikan dua tahanan yang memperagakan tindakan seksual.
Pengakuan:
"Kami memiliki angka sangat tinggi dengan gaya kami untuk membuat mereka bicara. Mereka biasanya buka mulut dalam beberapa jam," tulisnya dalam lembaran pengakuan.
Charles Graner (35)
Asal: Uniontown, Pennsylvania.
Posisi:
Menunggu keputusan apakah ia akan diadili di pengadilan militer atau tidak.
Tuduhan:
Memerintahkan para tahanan telanjang dan bertumpuk membentuk piramida, lalu ia mengambil foto mereka. Memerintahkan mereka melakukan masturbasi. Menempatkan mereka pada posisi siap melakukan hubungan seks. Memerintahkan mereka agar saling menyerang. Melakukan pemukulan terhadap tahanan, hingga perlu menjalani perawatan medis.
Bersama Lynndie England, dia berpose di belakang tumpukan tahanan yang telanjang.
Pengakuan:
Pengacaranya menyatakan perlakuan penjaga terhadap para tahanan dikontrol oleh polisi militer dan CIA. Kliennya dan polisi militer lainnya hanya menjalankan perintah.
Sersan Javal Davis (26)
Asal: Maryland Barat.
Posisi:
Menunggu pengadilan militer.
Tuduhan:
Membuat pernyataan resmi palsu. Menyerang dan menganiaya tahanan.
Laporan internal menyebut adanya saksi yang melihat Davis memukul tahanan saat mereka dalam tumpukan piramida dan bertelanjang.
Pengakuan:
Intelijen militer memerintahkan dia membuat para tahanan membuka mulut saat diinterogasi. Dia mengaku menginjak jari dan tangan tahanan.
Lynndie England (21)
Asal: Fort Ashby, Virginia Barat.
Posisi:
Menunggu keputusan untuk pengadilan militer.
Tuduhan:
Menyerang para tahanan. Berkonspirasi dalam penganiayaan. Melakukan tindakan yang mendiskreditkan angkatan bersenjata.
Wajahnya muncul di berbagai foto, termasuk saat tangannya memegangi tali yang mengikat tahanan seperti binatang.
Pengakuan:
Dia menyatakan penjaga mengambil foto tahanan yang (diperintahkan) melakukan masturbasi dan bertumpuk dalam keadaan telanjang karena mereka menganggapnya lucu. "Saya hanya tak percaya ini..., Bu. Saya berada di tempat yang salah pada waktu yang salah," ujarnya kepada ibunya.
Sabrina Harman (26)
Asal: Lorton, Virginia.
Posisi:
Menunggu pengadilan militer.
Tuduhan:
Melompati tumpukan tahanan telanjang dan menulis kata rapist (pemerkosa) di lengan tahanan.
Menempatkan tahanan yang ditutup kepalanya di kotak, kemudian seutas kabel diikatkan di jari tangan, jari kaki, dan alat kelamin mereka.
Pengakuan:
Menuding intelijen militer sebagai pihak yang memerintahkan tindakan keji ini. Tugas polisi militer adalah membuat para tahanan tetap dalam keadaan terjaga; menciptakan neraka bagi mereka sampai berbicara dalam interogasi.
Megan Ambuhl (29)
Asal: Centreville, Virginia.
Posisi:
Menunggu pengadilan militer.
Tuduhan:
Berkonspirasi. Melalaikan tugas. Tindakan tidak senonoh. Bertindak kejam dan menganiaya tahanan.
Menurut pengakuan Sivits saat diinterogasi, Ambuhl satu-satunya tentara yang tidak melakukan pelanggaran atau tindakan sewenang-wenang.
Pengakuan:
Hanya sebagai penonton. Memperlakukan para tahanan dengan baik. Memberikan Quran. Meyakinkan para tahanan bahwa mereka mendapat makanan yang tidak mengandung babi.
Purwani Diyah Prabandari (Guardian dan BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini