Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Militan protes film teroris

Sedikitnya tiga buah film diputar untuk meredam gerakan kelompok militan Islam di mesir. sayangnya, tak ada penyelesaian masalah utamanya.

30 April 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH bus turis Mesir diberondong senjata otomatis. Tak lama kemudian, sebuah toko penyewaan video meledak. Terakhir, sebuah toko permata milik seorang Kristen dirampok. Aksi kekerasan itu bukan peristiwa sebenarnya, melainkan adegan pembukaan film El Erhabi (Teroris) yang diputar serentak di beberapa gedung bioskop di Kairo, pekan lalu. Film yang diproduksi Rivoli ini -- perusahaan film terbesar di Mesir -- dibuat berdasarkan pesanan pemerintah. Dalam film bermasa putar tiga jam itu, dikisahkan perjalanan hidup Ali, seorang tokoh kelompok militan Islam yang akhirnya bertobat. Tokoh utama yang digambarkan bengis dan tamak ini akhirnya mau bergaul dengan tetangganya orang Kristen. Ia keluar dari kelompok militan, setelah ditolong seorang saudagar kaya, ketika ditabrak mobil sewaktu melarikan diri. Di akhir cerita, Ali mati terbunuh kaum militan, di pangkuan anak perempuan sang saudagar, kekasihnya. Melihat ceritanya yang berbau "pesan sponsor" itu, bisa dimaklumi bila film tersebut sepi penonton. Gedung-gedung bioskop hanya berisi separuh. Apalagi pihak pemerintah melakukan pengamanan ekstraketat, untuk mencegah terulangnya peristiwa penembakan oleh kelompok militan, yang menentang Festival Film Asing di Mesir, Desember tahun lalu. Setiap pengunjung diperiksa, dan mobil pengunjung dilarang parkir di depan gedung bioskop. Sejumlah aktor dan aktris Mesir dikabarkan tak mau ikut dalam pembuatan film itu. Sementara Adel Imam -- aktor kenamaan Mesir, pemeran utama Teroris -- mendapat penjagaan ketat siang malam, karena diancam akan dibunuh kelompok militan. "Fanatisme bertujuan untuk menghancurkan kebudayaan kita," kata Adel Imam. Ia mungkin benar, tapi bukankah film itu sengaja dipolitisasi, meski tak berhasil? Lihat saja, dalam film itu, para pejabat pemerintah kelihatan jujur dan baik hati, sedangkan kelompok militan Islam cuma digambarkan sangat kejam. "Film menggelikan itu tak mampu mengangkat masalah mendasar, kenapa gerakan militan muncul," kata Girgis Anton, seorang pengusaha yang menonton pemutaran perdana El Erhabi bersama sejumlah menteri Mesir, sebulan lalu. "Lagi pula, film itu tak memberi solusi apa pun," tambahnya. Film itu tak berbeda dengan film Terorisme dan Kabab yang diputar sebulan lalu, atau drama seri televisi El Aila (Keluarga) yang diputar bulan Ramadan lalu. Malah Keluarga dikecam banyak pihak. Sebab, opera sabun itu menyindir kehidupan para emir kelompok militan Jamaah Islamiyah, yang digambarkan seperti tiran: menindas anggotanya demi kekuasaan dan kemakmuran dirinya. Pendek kata, tontonan produk pemerintah itu hanya menyudutkan kelompok militan Islam, tanpa memberikan jalan keluar. Ini yang patut disayangkan. Padahal, salah satu problem utamanya adalah perbaikan ekonomi, seperti yang diusulkan kelompok Ikhwanul Muslimin. Gerakan persaudaraan muslim yang lahir tahun 1920-an ini -- kemudian menjadi inspirasi gerakan Islam radikal -- menuntut perbaikan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, hingga jurang kaya-miskin tak menganga. Dan itu justru yang sulit dipenuhi pemerintah. Tingkat pengangguran yang sampai 20% dari 56 juta penduduknya sulit ditekan di negara yang pendapatan per kapitanya sekitar US$ 700 itu. Apalagi negeri piramid dan Firaun itu tak bisa lagi menggantungkan seperempat devisanya dari sektor pariwisata (sekitar US$ 3 miliar per tahun) -- jumlah turis asing merosot gara-gara aksi teror kelompok militan Islam.DP.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum