Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AFGANISTAN
Taliban: Bunuh Orang Asing!
TALIBAN mendesak rakyat Afganistan membunuh dan menghabisi setiap orang asing (tentara Amerika Serikat dan sekutunya). Perintah itu merupakan balasan atas pembuangan dan pembakaran mushaf Al-Quran di pangkalan utama NATO, Bagram di Kabul.
Ribuan demonstran terus berunjuk rasa di berbagai penjuru negeri. Beberapa dari mereka meneriakkan kalimat "Matilah Amerika!" Para pengunjuk rasa menuntut pasukan Amerika dan militer asing meninggalkan Afganistan.
"Kami menargetkan menyerbu pangkalan dan konvoi militer," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. Dalam gelombang kemarahan rakyat Afganistan terhadap Amerika sepanjang pekan lalu, enam pengunjuk rasa tewas dan lebih dari 20 orang terluka.
Pemerintah Amerika Serikat, komandan pasukan Amerika, dan pemimpin pasukan NATO di Afganistan meminta maaf atas insiden yang mereka sebut "ketidaksengajaan" pembakaran dan pembuangan Al-Quran itu. Insiden berawal saat seorang buruh lokal yang bekerja mengumpulkan sampah di pangkalan militer menemukan serpihan Al-Quran yang terbakar.
SURIAH
Dua Jurnalis Tewas Saat Bertugas
DUA jurnalis meninggal ketika meliput aksi kekerasan di Suriah. Mereka tewas saat pasukan pemerintah menyerang Kota Homs. Pemantau hak asasi manusia di Suriah menyebutkan kedua korban adalah seorang wartawati Amerika Serikat dan seorang pria asal Prancis. Keduanya kehilangan nyawa saat sebuah mortir menghantam media center darurat yang didirikan aktivis antirezim Presiden Bashar al-Assad di Kabupaten Baba Amr, Homs.
Dalam insiden yang sama, tiga jurnalis asing lainnya terluka karena serangan itu. "Homs adalah tempat yang berbahaya," kata juru bicara Dewan Keamanan Suriah, Basma Kodmani.
Kematian dua jurnalis ini menambah panjang daftar jurnalis yang tewas dalam pertempuran berdarah di Suriah. Bulan lalu, jurnalis televisi Prancis, Gilles Jacquier, tewas setelah sebuah mortir meledak di tengah sekelompok jurnalis yang meliput aksi protes di Homs. Total wartawan yang meninggal dalam tugas di Suriah delapan orang.
Kekerasan di Suriah, yang sudah berlangsung 11 bulan, merupakan rentetan perlawanan kekuatan prodemokrasi melawan pemerintahan otoriter di Timur Tengah, yang diawali dari pergolakan di Tunisia pada Desember 2010.
MEKSIKO
Kepala Penjara Terlibat
PETUGAS keamanan Meksiko menangkap kepala penjara dan puluhan sipir Penjara Apodaca, bui tempat terjadinya perang antargeng narkotik pekan lalu. Mereka dituduh bekerja sama dengan salah satu geng narkotik bernama Zeta dan terlibat membantu kelompok itu dalam kerusuhan antargerombolan narkotik yang menewaskan 44 narapidana di Apodaca.
Polisi Meksiko yang menangani kasus ini yakin kepala penjara dan para sipir terlibat dalam perencanaan pembunuhan terhadap 44 anggota geng Gulf, yang merupakan lawan Zeta. "Penyelidikan telah berhasil mengungkap partisipasi langsung para petugas dalam kerusuhan tersebut dan beberapa yang lainnya ikut membantu pelarian tahanan," kata jaksa penuntut dari Negara Bagian Nuevo Leon, Adrian la Garza.
Insiden berdarah di Apodaca, Monterey, ini merupakan kerusuhan penjara terburuk yang pernah terjadi di Meksiko. "Kami dapat menyimpulkan ini bukan hanya perkelahian antargeng, tapi juga pembunuhan terhadap tahanan lain yang sudah menjadi target," kata Garza.
AUSTRALIA
Kevin Rudd Mundur
MENTERI Luar Negeri Australia Kevin Rudd pada Rabu pekan lalu mengundurkan diri dari jajaran pemerintahan. Alasannya, dia tidak mungkin melanjutkan tugas tanpa dukungan Perdana Menteri Julia Gillard.
Dalam satu pidato pengunduran diri yang dramatis, Selasa pekan lalu di Washington, Rudd mengatakan satu-satunya tindakan yang terhormat baginya adalah mundur. Namun spekulasi mengatakan Rudd ingin kembali menduduki posisi perdana menteri, sehingga hubungan dia dan Gillard menjadi kurang harmonis.
Rudd menjadi Perdana Menteri Australia pada 2007, setelah menang dalam pemilihan umum yang mengakhiri kekuasaan konservatif Partai Liberal lebih dari satu dasawarsa. Tapi ia digulingkan pada Juni 2010 dalam satu pemungutan suara partai setelah kehilangan dukungan para pemimpin faksi Buruh.
ARGENTINA
49 Orang Tewas dalam Tabrakan Kereta
SEDIKITNYA 49 penumpang tewas dan 600 orang lainnya luka-luka akibat insiden kereta api yang menabrak dinding peron Stasiun Once di Ibu Kota Buenos Aires, Argentina, Kamis pagi pekan lalu. Kecelakaan kereta api ini yang terburuk di Argentina dalam 40 tahun terakhir.
Menurut Menteri Transportasi Argentina J.P. Schiavi, kecelakaan terjadi saat kereta penuh penumpang itu melaju dengan kecepatan 50 kilometer per jam. Tumbukan tersebut mengakibatkan kerusakan parah kereta ataupun stasiun. "Paramedis dan tim penyelamat kerepotan," ujar seorang penumpang yang selamat, Ezequiel.
Kecelakaan ini merupakan yang kelima dalam beberapa bulan terakhir. Penyebab kecelakaan belum dipastikan, tapi spekulasi menyebutkan ada permasalahan dengan rem pada kereta api.
RUSIA
Aksi Dukung Putin Menguat
BAU kompetisi menjelang pemilihan umum di Rusia, yang bakal digelar 4 Maret mendatang, makin keras tercium. Sekitar 30 ribu orang turun ke jalan di pusat Kota Moskow, Kamis pekan lalu, untuk menunjukkan dukungan kepada Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, yang mencalonkan diri pada pemilihan presiden.
Dengan membawa slogan "Lindungi Rusia", para pendukung Putin berjalan di sepanjang tanggul sungai di Moskow menuju stadion olahraga Luzhniki. Aksi ini merupakan balasan atas demonstrasi serupa dari kelompok oposisi yang menuduh pemilu legislatif pada 4 Desember lalu penuh kecurangan, yang didalangi kelompok pendukung Putin.
Kepada wartawan, juru bicara pendukung Putin, Dmitry Peskov, menolak berkomentar tentang kebenaran pemimpin Rusia itu ambil bagian dalam kegiatan tersebut. "Ini murni dukungan rakyat Rusia," katanya.
Sandy Indra Pratama (BBC, Reuters, The News)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo