Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Palestina
Dukungan untuk Abbas
PARA pendukung Presiden Palestina Mahmud Abbas turun ke jalan-jalan di Tepi Barat pekan lalu. Mereka meminta Abbas, 74 tahun, mengurungkan niatnya mundur dari pemilihan presiden Januari nanti. ”Kami memerlukan Anda,” kata Gubernur Hebron, Hussein al-Araj.
Dukungan juga diserukan Sekretaris Jenderal Liga Arab Amir Musa. Dia mendesak Abbas mempertimbangkan kembali keputusannya. Negara-negara Arab khawatir pengunduran diri ketua partai Fatah ini akan menimbulkan masalah baru karena kekosongan politik dan banyaknya masalah di Palestina.
Abbas memilih pensiun karena kecewa terhadap pembicaraan perdamaian yang masih saja buntu. Namun banyak analis berpendapat bahwa pengumuman itu merupakan taktik Abbas untuk menekan Amerika Serikat terkait upaya perdamaian Israel-Palestina serta pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat. Anggapan itu langsung dibantah negosiator Palestina, Saeb Erekat.
Korea
Kapal Korea Baku Tembak
KAPAL perang Korea Selatan dan Korea Utara terlibat baku tembak di wilayah perbatasan maritim yang menjadi konflik. Saling menyalahkan sempat terjadi. Seoul menuduh kapal Korea Utara melewati garis batas wilayah. Bantahan langsung disampaikan Pyongyang. Mereka mengatakan justru kapal Korea Selatan yang melewati teritorial Korea Utara. Saat diingatkan, kapal Korea Selatan malah melepaskan tembakan.
Tak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun disinyalir kapal perang Korea Utara rusak parah akibat berondongan kapal tempur Korea Selatan. Baku tembak ini merupakan yang pertama dalam tujuh tahun terakhir. Insiden serupa pernah terjadi di batas laut barat pada 1999 dan 2002, yang menelan korban prajurit angkatan laut Korea Selatan.
Baku tembak ini mendapat perhatian serius Gedung Putih, yang mengingatkan agar kejadian itu tak terulang. Terlebih insiden tersebut terjadi beberapa pekan menjelang kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di Semenanjung Korea untuk melakukan perundingan langsung dengan Korea Utara terkait program senjata nuklir.
Venezuela
Ancaman Perang Terbuka
PRESIDEN Venezuela Hugo Chavez menyerukan kepada pasukan militernya agar bersiap diri menghadapi kemungkinan perang dengan Kolombia. Dalam beberapa pekan terakhir ketegangan diplomatik kedua negara terus memanas. ”Ancaman terhadap negara kita semakin besar,” kata Chavez. Venezuela telah menempatkan 15 ribu tentara di sepanjang garis perbatasan dengan Kolombia.
Seruan Chavez itu berkaitan dengan adanya kabar bahwa pasukan Kolombia telah menyeberangi Sungai Orinoco dan memasuki wilayah Venezuela. Kabar itu dibantah Presiden Kolombia Alvaro Uribe. ”Kolombia tak membuat kesalahan,” katanya. Uribe akan mengadukan tuduhan itu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS).
Hubungan Kolombia dan Venezuela dibekukan Juli lalu, setelah Bogota mengumumkan kesepakatan izin penggunaan tujuh pangkalan militernya oleh Amerika Serikat untuk melawan operasi narkotik. Kesepakatan berjangka waktu 10 tahun ini ditandatangani bulan lalu.
Sri Lanka
Komandan Militer Mundur
KEPALA Staf Pertahanan Sri Lanka Sarath Fonseka akhirnya memutuskan mengundurkan diri setelah merasa selalu dicurigai akan melakukan kudeta. Jenderal bintang empat itu mengirim surat pengunduran diri langsung kepada Presiden Mahinda Rajapakse, Kamis pekan lalu. Pemerintah khawatir kekuasaan Fonseka di militer terlalu kuat selepas perang dengan Macan Tamil.
”Keengganan pemerintah memberikan tanggung jawab komando menunjukkan kecurigaan terhadap saya,” tulis Fonseka dalam surat tersebut. Militer Sri Lanka, di bawah pimpinan Fonseka, berhasil mengganyang Macan Tamil setelah 37 tahun berperang. Namun Fonseka justru dibuang dari pucuk pemimpin militer dan hanya menempati posisi tak penting di militer Sri Lanka.
Oposisi meminta Fonseka bertarung melawan Rajapakse dalam pemilihan umum tahun depan. ”Dia pasti akan terjun ke politik,” kata profesor politik University of Peradeniya, Sumanasiri Liyanage. Dalam jangka pendek kepemimpinan Fonseka, menurut Liyanage, mampu memobilisasi oposisi.
Kamboja
Thaksin Penasihat Ekonomi
RAJA Kamboja Norodom Sihamoni merestui penunjukan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra sebagai penasihat resmi bidang ekonomi dan penasihat pribadi Perdana Menteri Hun Sen. Pemerintah Kamboja juga menolak permintaan Thailand agar mengekstradisi Thaksin terkait masalah politik.
Kamboja menilai Thaksin sebagai sosok pemimpin yang berkualitas dan memiliki pengalaman bisnis yang baik. Ia diharapkan dapat membawa Kamboja ke kemakmuran. Namun, di sisi lain, pengangkatan Thaksin itu merusak hubungan bilateral Thailand dan Kamboja. Buntutnya, pemerintah Thailand menarik duta besarnya dari Kamboja.
”Penunjukan Thaksin telah mencampuri politik dalam negeri kami,” kata pejabat senior Kementerian Luar Negeri Thailand, Chavanond Intrakomalyasut. Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva bahkan mengancam akan meninjau kembali kerja sama dengan Kamboja yang selama ini berjalan baik.
Yaman
Ketegangan di Perbatasan
DALAM sepekan terakhir pasukan militer Arab Saudi melancarkan serangan udara dan artileri terhadap gerilyawan Houthi asal Yaman di wilayah perbatasan kedua negara. Pemerintah Arab Saudi menetapkan zona bahaya sepanjang 10 kilometer dari perbatasan agar tak ada penduduk sipil tinggal di kawasan itu.
Menurut Pangeran Khaled bin Sultan bin Abdul-Aziz, asisten Menteri Pertahanan dan Penerbangan Arab Saudi, serangan ini akan terus berlanjut hingga para gerilyawan Houthi menjauh dari perbatasan. Perang pecah setelah gerilyawan Houthi mencoba menerobos perbatasan dan menyerang militer Arab Saudi, yang mereka anggap membantu pemerintah Yaman dalam perseteruan dalam negeri.
Tuduhan Houthi itu dibantah penasihat pemerintah Arab Saudi. Selain tak mungkin melewati wilayah Yaman yang terlalu berbukit, militer Arab Saudi diperintahkan tak mencampuri urusan dalam negeri Yaman. Kondisi genting di perbatasan memaksa keamanan di seantero Arab Saudi diperketat, terlebih menjelang berlangsungnya ibadah haji akhir November ini.
Suryani Ika Sari, Sita Planasari (BBC, AFP, Reuters, Al-Jazeera)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo