Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Afganistan
ISIS Rebut Wilayah Taliban
KELOMPOK Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berhasil menguasai beberapa wilayah di sekitar Tora Bora, Provinsi Nangarhar, Afganistan, Rabu pekan lalu. Kawasan pegunungan dengan gua-gua raksasa itu bekas tempat sembunyi pemimpin Al-Qaidah, Usamah bin Ladin.
Juru bicara pemerintah Nangarhar, Attahullah Khogyani, mengatakan ISIS melancarkan serangan di Tora Bora sejak Selasa larut malam pekan lalu. "Ratusan milisi ISIS memerangi Taliban dan penduduk desa setempat," kata Khogyani seperti dikutip The Guardian.
Menurut Khogyani, milisi ISIS dalam semalam sukses merebut sejumlah area. "ISIS menduduki beberapa titik, tapi bukan Tora Bora itu sendiri," ujarnya merujuk pada kompleks gua tempat Usamah bin Ladin dan ratusan anggota Al-Qaidah lainnya pernah lolos dari pengeboman besar militer Amerika Serikat pada Desember 2001.
Tora Bora selama ini merupakan basis Taliban. Kawasan terpencil itu menjadi lokasi sembunyi terakhir Usamah di Afganistan, tempat ia mendapat perlindungan dari Taliban. Beberapa bulan setelah serangan teror 11 September 2001, Usamah lolos dari serangan balasan Amerika dan melarikan diri ke Pakistan, yang berbatasan dengan Nangarhar.
"Daerah di sekitar Tora Bora adalah benteng Taliban. Tapi sekarang Daesh (akronim ISIS dalam istilah Arab--Red.) merebutnya," kata Shah Wali, komandan polisi setempat. Setelah merebut distrik terdekat Achin, ISIS juga tengah mengincar daerah Taliban lainnya.
"Kami akan mengambil lebih banyak wilayah dari pemerintah dan Taliban," ucap komandan ISIS di Afganistan, Abu Omar Khorasani, kepada Reuters. Taliban membalas dengan menyatakan bahwa mereka masih mengendalikan kompleks gua di sekitar Tora Bora.
Serangan di sekitar Tora Bora terjadi dua bulan setelah Amerika menjatuhkan bom raksasa di tempat persembunyian ISIS di Afganistan timur itu. Saat itu puluhan milisi ISIS tewas akibat ledakan bom non-nuklir terbesar sejagat tersebut.
Amerika Serikat
Penembakan Anggota Kongres
STEVE Scalise, anggota Kongres Amerika Serikat, tergolek kritis di rumah sakit akibat aksi penembakan pada Rabu pagi pekan lalu. Politikus terpenting ketiga Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat itu ditembak saat berlatih untuk pertandingan bisbol amal di Alexandria, Virginia, tak jauh dari Washington, DC.
"Ia terkena tembakan di pinggul kiri. Peluru menembus panggul, tulangnya patah, melukai organ dalam dan memicu perdarahan hebat," begitu pernyataan MedStar Washington Hospital Center, tempat Scalise dirawat intensif, seperti dikutip CNN.
Scalise, 51 tahun, dan lima orang lainnya menjadi korban aksi brutal James Hodgkinson. Pria 66 tahun asal daerah pinggiran St Louis di Belleville, Illinois, itu menembakkan senapannya berkali-kali ke arah kerumunan orang di lapangan bisbol. Hodgkinson tewas dalam baku tembak dengan polisi.
"Steve Scalise, salah satu orang yang benar-benar hebat, sedang dalam kondisi kritis. Tapi dia adalah petarung sejati. Berdoalah untuk Steve!" kata Presiden Donald Trump lewat akun Twitternya setelah menjenguk Scalise.
Polisi dan Biro Investigasi Federal (FBI) masih mengusut kasus ini. Agen khusus FBI, Tim Slater, menolak berkomentar mengenai dugaan motif dendam Hodgkinson terhadap anggota Partai Republik atau Trump. "Kami terus menyelidiki motif penembak," ujarnya.
Inggris
Kebakaran Hebat di Apartemen London
Kebakaran hebat melanda Grenfell Tower di kompleks apartemen Lancaster West Estate, North Kensington, Inggris, Rabu dinihari pekan lalu. Sedikitnya 200 petugas dan 40 mobil pemadam dikerahkan untuk menjinakkan api di apartemen 27 lantai ini. Karena alarm tak berbunyi, banyak penghuni apartemen yang sedang tidur tidak mengetahui ketika api menjilat. Api membakar hampir semua lantai, dari lantai dua hingga lantai paling atas. Ada 130 unit apartemen di menara ini.
Bercerita kepada CNN, Michael Paramasivan, salah satu penghuni apartemen, sedang menonton film di atas ranjang tatkala tiba-tiba mencium bau plastik terbakar. "Saya mendengar teriakan 'apinya semakin besar, semakin besar!'," kata Paramasivan. Kebanyakan penghuni berasal dari kalangan menengah-bawah dan imigran. Api menyebar dengan sangat cepat tanpa ada peringatan. Asap pekat membubung ke udara. Hingga Jumat pagi pekan lalu, dikhawatirkan lebih dari 100 orang tewas dalam kebakaran ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo