Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

13 Maret 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AFGANISTAN
Teror ISIS Berbaju Dokter

KELOMPOK Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tak kehabisan akal untuk menebar teror. Berlagak seperti dokter, tiga milisi ISIS menembaki sebuah rumah sakit militer Sardar Daud di Kabul, Afganistan, Rabu pekan lalu. Sedikitnya 38 orang pasien, petugas medis, dan penjaga tewas serta puluhan lainnya terluka akibat serangan tersebut.

Seperti dilaporkan Amaq, kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, organisasi sayap ISIS di Afganistan telah mengaku bertanggung jawab atas teror yang diawali bom bunuh diri itu. "Saya melihat pria berpakaian jas putih dokter mengeluarkan senapan AK-47, lalu melancarkan tembakan," kata Abdul Qadir, karyawan rumah sakit, kepada Reuters.

Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengatakan serangan ISIS terhadap rumah sakit berisi 400 tempat tidur itu telah "menginjak-injak semua nilai kemanusiaan". "Dalam semua agama, rumah sakit dianggap sebagai tempat terlindung. Menyerang rumah sakit sama artinya menyerang seluruh Afganistan," ujarnya.

Tidak mudah bagi pasukan keamanan Afganistan untuk melumpuhkan para pelaku teror. Mereka terlibat baku tembak selama lebih dari enam jam. "Semua penyerang tewas," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Sediq Sediqqi.

Afganistan menjadi medan tempur ISIS di luar Irak dan Suriah. Di negeri itu, milisi ISIS tak hanya berani melawan pasukan keamanan Afganistan. Mereka juga tak segan bertempur dengan milisi Taliban, yang banyak bercokol di perbatasan Pakistan.

AMERIKA SERIKAT
ObamaCare ala Trump

PARTAI Republik akhirnya memperkenalkan aturan calon pengganti ObamaCare. Draf undang-undang bernama Rancangan Jaminan Kesehatan Terhebat 2017 itu diajukan oleh Pete Sessions, legislator Republikan dari Texas, Amerika Serikat, Senin pekan lalu. "Ada 50 halaman dari dokumen yang khusus merinci tentang mekanisme pencabutan ObamaCare," kata juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, seperti dikutip The Independent.

Presiden Donald Trump sejak awal menentang ObamaCare. Selama masa kampanye, pria 71 tahun itu berkoar bakal mengganti ObamaCare. Pendahulu Trump, Barack Obama, mengesahkan aturan dengan nama resmi Undang-Undang Perawatan Terjangkau itu pada 2010. ObamaCare melindungi 20 juta warga Amerika yang sebelumnya tidak masuk program asuransi kesehatan pemerintah.

Di parlemen, kubu Demokrat kencang melawan upaya Trump dan Republikan. Ketua minoritas Senat, Chuck Schumer, menuding rancangan aturan pengganti ObamaCare itu tak akan mampu melindungi jutaan rakyat Amerika yang paling rentan. "TrumpCare akan menjadi kekacauan bagi rakyat Amerika," ujarnya, merujuk pada sebutan untuk rancangan aturan versi Trump dan Republikan tersebut.

Penolakan atas rencana penggantian ObamaCare juga muncul dari kalangan praktisi medis. Bahkan sebagian publik Amerika tidak hanya menjadikan TrumpCare sebagai olok-olok. Mereka juga menjuluki rancangan versi Republikan itu dengan sebutan RyanCare, merujuk pada nama politikus Partai Republik yang menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Paul Ryan.

IRAK DAN SURIAH
Saat Menggempur Raqqa

PERTEMPURAN melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Kota Raqqa, Suriah, dan Mosul, Irak, berlangsung makin intensif. Di Raqqa, ibu kota de facto ISIS di Suriah, pasukan aliansi Arab dan Kurdi, yang didukung ratusan serdadu Amerika Serikat, terus menggempur ribuan milisi ISIS.

Seorang pejabat pertahanan Amerika memperkirakan masih ada sekitar 4.000 milisi ISIS yang bercokol di Raqqa. "Perang merebut Raqqa tidak akan mudah, meski ada beberapa pentolan ISIS yang telah kabur," ujarnya seperti dikutip New York Times, Rabu pekan lalu.

Untuk menambah daya gedor, Amerika menerjunkan ratusan marinir ke Raqqa. Sebelum kedatangan marinir, sekitar 300 personel pasukan khusus telah dikerahkan ke Suriah utara. "Amerika berwenang menempatkan hingga 500 tentara," begitu menurut Fox News.

Militer Amerika juga mengerahkan unit artileri, strategi yang sebelumnya digunakan untuk mendukung pasukan Irak dalam merebut kembali Mosul dari cengkeraman ISIS. Di Mosul, ibu kota ISIS di Irak, pasukan Irak sukses menguasai kantor-kantor pemerintah.

FILIPINA
Menteri Pilihan Duterte Dicopot

PERFECTO Yasay tak lagi menjabat Menteri Luar Negeri Filipina. Parlemen menolak penetapan Yasay setelah menemukan bahwa ia masih memegang kewarganegaraan Amerika Serikat saat ditunjuk sebagai menteri oleh Presiden Rodrigo Duterte. Keputusan ini membuat Duterte harus memilih pengganti Yasay. "Akan segera diumumkan," kata juru bicara Presiden, Ernesto Abella, seperti dikutip Inquirer, Kamis pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus