Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

25 Januari 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PAKISTAN
Taliban Bangkitkan Ketakutan Lagi

Serangan empat anggota Taliban terhadap Bacha Khan University pada Rabu pekan lalu tak hanya menewaskan setidaknya 22 orang, tapi juga kembali menimbulkan rasa takut di kalangan warga Pakistan. Ini membuyarkan keyakinan selama setahun terakhir bahwa Taliban sudah dilemahkan.

Kejadian pada pagi sebelum pukul 9 itu memang mengejutkan. Dengan berlindung di balik kabut, penyerang menyelinap di ladang tak jauh dari universitas di Charsadda, 32 kilometer dari Peshawar, itu dan memanjat tembok. Mereka merangsek ke kelas-kelas. Sambil menembak, mereka berteriak, "Allahu Akbar."

Menurut laporan The New York Times, pasukan keamanan baru bisa mengakhiri serangan itu beberapa jam kemudian. Mereka berhasil memojokkan para penyerang di dua bangunan. Menurut para pejabat, pasukan keamanan melancarkan tembakan untuk menghentikan upaya para penyerang meledakkan bom di rompi yang mereka kenakan.

Taliban, gerakan politik berideologi ekstrem yang bertujuan memurnikan Islam, memandang sekolah sebagai simbol kekuasaan pemerintah dan pandangan modern tentang masa depan. Serangan terhadap fasilitas-fasilitas ini dianggap mampu menimbulkan nilai kejut yang maksimal. Pada masa awal keberadaan Taliban, serangan seperti itulah yang menjadi cara menyampaikan pesan tentang metode kejinya.

Taktik itu belakangan justru berbalik menjadi bumerang. Taliban kehilangan dukungan bahkan di kalangan konservatif, yang sebetulnya bersimpati pada tujuan untuk mewujudkan pemerintahan berdasarkan Islam. Setelah serangan di Peshawar pada 2014, pemerintah Pakistan bertindak keras: mengeksekusi anggota Taliban yang ada dalam tahanan dan melancarkan operasi militer.

Serangan terhadap Bacha Khan University menunjukkan Taliban masih sanggup meneror.

VIETNAM
Kongres Partai Ganti Pemimpin

Partai komunis yang berkuasa di Vietnam memulai kongres yang akan berlangsung delapan hari pada Kamis pekan lalu. Kongres ini dianggap penting karena bakal menjadi forum pergantian pemimpin. Pemimpin baru yang terpilih akan menghadapi tantangan besar yang meliputi reformasi ekonomi, korupsi, dan agresi Cina di perairan Laut Cina Selatan.

"Korupsi dan pemborosan tetap jadi masalah serius... menimbulkan ketidakpuasan publik, menggoyahkan kepercayaan rakyat terhadap partai dan negara," kata Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong dalam pidato pembukaan kongres yang dihadiri 1.510 utusan--mewakili 63 provinsi, kementerian, dan berbagai organisasi di bawah partai.

Trong, yang sudah menduduki jabatannya selama lima tahun, diperkirakan bakal mudah terpilih sebagai ketua. Pesaing pria 71 tahun ini tak banyak.

Vietnam termasuk di antara sedikit negara komunis yang masih ada di dunia. Partai komunisnya beranggotakan 4,5 juta orang, dua perlima dari jumlah penduduknya. Tapi, seperti sekutu ideologisnya, Cina, pemerintah Vietnam percaya ekonomi pasar yang bebas terbatas bisa berdampingan dengan kehidupan masyarakat yang dikontrol ketat.

Di luar itu, seperti beberapa negara Asia Tenggara di kawasan Laut Cina Selatan, Vietnam harus menghadapi provokasi Cina, yang berupaya meningkatkan pengaruhnya. Trong tak lupa menyinggung soal ini dalam pidatonya. Dia mengatakan, seperti dikutip ABC News, "perkembangan rumit di Laut Timur" dan masalah ekonomi lain "telah menimbulkan pengaruh negatif terhadap negara kita".

Meski peluang Trong besar, pesaing bukan tak ada. Yang dianggap serius adalah Perdana Menteri Nguyen Tan Dung. Di bawah kepemimpinannyalah pemerintah Vietnam berhasil mereformasi ekonomi. Tapi Dung mungkin bakal terganjal oleh tudingan bahwa dia, demi memperoleh dukungan politik, menjalankan nepotisme untuk mempromosikan orang-orang terdekatnya.

IRAK
ISIS Musnahkan Biara Tua

Sebuah biara Kristen berusia 1.400 tahun diketahui telah diratakan dengan tanah hanya beberapa bulan setelah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS merebut Mosul. Hal ini disimpulkan berdasarkan citra atau gambar yang diambil melalui satelit.

Menurut laporan CNN pada Kamis pekan lalu, biara yang dinamai Santo Elijah—dikenal juga dengan nama Dair Mar Elia—itu terletak di pinggiran Mosul. Usianya memang sudah sangat tua tapi, menurut para ahli di AllSource Analysis, mustahil bangunan tersebut ambruk secara alami. AllSource Analysis adalah perusahaan yang menganalisis gambar-gambar itu.

Mosul jatuh ke tangan ISIS pada Juni 2014. Analisis citra satelit menunjukkan penghancuran biara berlangsung pada Agustus atau September tahun itu juga.

ISIS memang tak mengumumkan pemusnahan itu. Tapi upaya menghapus peninggalan sejarah ini bukan yang pertama. Pada Agustus tahun yang sama, kelompok ekstrem ini meluluh-lantakkan kuil berusia hampir 2.000 tahun di Palmyra, Suriah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus