Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SWISS
Pengungsi Suriah Lampaui 4 Juta
Jumlah pengungsi Suriah yang berada di negara-negara tetangganya terus meningkat. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus pengungsi, UNHCR, mengungkapkan pada Kamis pekan lalu, jumlah mereka kini tercatat lebih dari 4 juta orang. Diperkirakan jumlah ini akan mencapai 4,27 juta pada akhir 2015.
"Ini populasi pengungsi terbesar yang berasal dari konflik tunggal selama satu generasi. Inilah populasi yang membutuhkan dukungan dunia, tapi justru hidup dalam kondisi yang menyedihkan dan makin tenggelam dalam kemiskinan," kata Antonio Guterres, Komisioner UNHCR, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.
Kebanyakan dari pengungsi perang yang sudah berlangsung empat tahun itu berada di Libanon, Yordania, Irak, Mesir, dan Turki. Jumlah total yang berada di negara-negara itu 1,8 juta orang. Sebanyak 270 ribu orang sudah meminta suaka ke negara-negara Eropa dan 7,6 juta orang selebihnya tercerai-berai di dalam negeri.
UNHCR, yang berkantor di Jenewa, Swiss, sudah meminta bantuan senilai US$ 5,5 miliar untuk operasi dukungan bagi para pengungsi itu, tapi hanya disetujui 24 persennya. Program Pangan Dunia PBB juga sudah memangkas penjatahan bagi pengungsi karena kekurangan dana.
TUNISIA
Proyek Tembok Antiterorisme
Tunisia sedang membangun tembok sepanjang lebih dari 150 kilometer di perbatasan dengan Libya. Proyek ini, menurut Perdana Menteri Habib Essid kepada media lokal pada 8 Juli lalu, bertujuan melindungi negara dari kegiatan terorisme kelompok militan yang beroperasi di Libya.
Tembok itu merupakan satu dari sejumlah langkah pengamanan yang diumumkan pemerintah tak lama setelah terjadi serangan yang digambarkan sebagai ekstremis Islam. Serangan yang dinilai mengganggu kegiatan ekonomi Tunisia ini berlangsung dua kali: di sebuah museum nasional di Tunis pada Maret lalu dan di tempat tetirah di Sousse sepuluh hari lalu. Lebih dari 50 orang tewas dalam serangan-serangan itu.
Setelah serangan terakhir itu, pemerintah memecat Gubernur Sousse dan 16 pejabat kepolisian karena gagal menghimpun data intelijen serta kurang cepat merespons keadaan darurat. Presiden Beji Caid Essebsi memberlakukan keadaan darurat pada 4 Juli lalu dan 1.300 pengawal bersenjata telah diturunkan untuk melindungi hotel serta kawasan yang dikunjungi wisatawan.
Namun serangan itu juga menimbulkan keprihatinan terhadap situasi tanpa hukum di Libya serta makin terangannya kehadiran kelompok Negara Islam dan berbagai organisasi ekstrem lain. Menurut para pejabat, tiga pelaku serangan di dua lokasi tersebut diketahui pernah berlatih di kamp militan di dekat Sabratha, Libya bagian barat.
Tunisia berbatasan dengan Libya sepanjang 480 kilometer, melalui gurun pasir. Kelompok militan dan para penyelundup dapat dengan mudah menghindari kontrol petugas perbatasan.
Rencananya, tembok yang sedang dibangun akan terbentang antara titik perlintasan perbatasan utama Ras Jedir di kawasan pantai dan Dhehiba. Menurut Perdana Menteri Essid, dalam wawancara dengan koran La Presse yang terbit Ahad dua pekan lalu, tembok ini akan berfungsi sebagai rintangan sementara sampai pagar elektrik yang lebih mahal selesai dibangun. l
MYANMAR
Pemilu Dijadwalkan 8 November
Transisi Myanmar menuju demokrasi akan memasuki tahapan yang dianggap krusial: pemilihan umum. Menurut pengumuman di situs komisi pemilu Myanmar, yang diunggah pada 8 Juli lalu dan dikutip kantor berita AFP, pemungutan suara akan dilangsungkan pada 8 November nanti.
Militer, yang berkuasa di negara itu sejak 1964, menjadwalkan pemilu terakhir pada 2010. Tapi penyelenggaraannya dinilai penuh kecurangan dengan kecondongan militer mendukung partai yang direstuinya. Pemerintah sipil yang berkuasa sejak itu telah melaksanakan sejumlah reformasi meski kemajuannya boleh dibilang sangat sedikit.
Liga Nasional untuk Demokrasi, partai oposisi, sejauh ini belum memastikan ikut serta dalam pemilu nanti. Pemimpinnya pun mengatakan baru akan mengambil keputusan setelah tanggal pasti pemilu diumumkan. Partai ini memboikot pemilu pada 2010 karena menganggap peraturannya tidak fair, tapi belakangan mengikuti pemilu sela setelah ada sejumlah perubahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo