Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

29 Juni 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YERUSALEM
Israel dan Palestina Lakukan Kejahatan Perang

Komisi Penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perang Gaza menyatakan Israel dan milisi Palestina sama-sama melanggar hukum internasional yang berujung pada kejahatan perang. Laporan komisi ini, setebal 217 halaman, diajukan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Senin pekan lalu.

Direktur Komisi Penyidikan Mary McGowan Davis mengatakan penyelidik mengumpulkan kesaksian secara teliti dan obyektif. PBB mencatat, dalam perang selama 51 hari pada 7 Juli-26 Agustus 2014, Pasukan Keamanan Israel (IDF) melancarkan lebih dari 6.000 serangan udara serta mengerahkan sekitar 50 ribu tank dan artileri ke Gaza. Sampai sekarang, 100 ribu warga Gaza masih kehilangan rumah akibat perang.

Di lain pihak, milisi Palestina menembakkan 4.881 roket dan 1.753 mortar. Serangan mereka merenggut 6 korban jiwa dan melukai setidaknya 1.600 orang. Perang ini memicu kekerasan di wilayah sekitar, yaitu Tepi Barat. Akibatnya, 27 warga Palestina tewas dan 3.020 terluka dalam bentrok dengan IDF.

Davis mengkritik sikap Israel yang tak mengindahkan aturan apa pun jika tentaranya dalam bahaya. "Israel harus menghentikan rekam jejak membenarkan yang salah," ujarnya, seperti dilansir situs PBB, Senin pekan lalu. "Sedihnya, pertanggungjawaban pihak Palestina juga tak cukup."

Perdana Menteri Israel menyebutkan laporan itu cacat dan bias. Menurut dia, Dewan HAM punya obsesi tertentu terhadap Israel. Sedangkan Hamas, kelompok milisi Palestina, menganggap laporan PBB membuka kesalahan Israel dengan jelas dan karenanya Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan perang. l


TUNISIA
Penembakan Brutal, Puluhan Orang Tewas

Sebanyak 37 orang tewas, sebagian besar warga asing, dan 36 terluka dalam insiden penembakan yang terjadi di sebuah resor pantai di Sousse, Tunisia, Sabtu pagi pekan lalu. Mereka yang tewas adalah warga negara Inggris, Jerman, Belgia, dan Irlandia.

Menurut petugas keamanan, pelaku penembakan berjumlah dua orang. Satu dari mereka datang ke pantai mengenakan pakaian renang tapi membawa senapan di dalam tasnya. Tiba-tiba, secara membabi-buta, mereka melepaskan tembakan sebelum masuk Hotel Riu Imperial Marhaba dan terus menembaki orang di sana.

Dalam baku tembak dengan polisi, salah satu pelaku penyerangan mati ditembak. Sedangkan satu lagi melarikan diri. Tiga bulan sebelumnya, insiden penembakan juga terjadi di Museum Bardo di ibu kota Tunisia dan menewaskan sekurangnya 22 orang.

Seorang saksi mata yang berada di hotel mengatakan, pada awalnya, ia mengira suara tembakan beruntun dari pantai itu adalah bunyi petasan. “Lalu saya melihat banyak orang berlarian dari pantai,” ujar turis asal Inggris itu, yang menolak disebutkan identitasnya.

Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi hari itu juga langsung mendatangi rumah sakit Sousse Sahloul untuk menjenguk para korban yang terluka. Hingga Sabtu malam waktu setempat, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa berdarah di Sousse itu. l


SURIAH
ISIS Eksekusi Pria Diduga WNI

Kelompok ISIS mengeksekusi anggotanya yang diduga warga negara Indonesia. Pria yang tak disebut namanya itu dieksekusi karena mendonorkan darahnya padahal terinfeksi AIDS. Penyakit ini kemudian menular ke anggota lain ISIS dan menimbulkan kepanikan di Shaddadi, Provinsi Hasaka, Suriah.

Hasil tes terhadap seorang milisi asal Mesir yang terinfeksi darah donor penderita AIDS menunjukkan dia menularkan virus itu kepada gadis Yazidi berusia 15 tahun yang dia perkosa. Kemudian diketahui setidaknya dua anggota lain ISIS asal Arab Saudi juga memerkosa gadis itu. Belakangan, tersiar kabar bahwa seorang pemimpin ISIS juga tertular.

Hasil penyelidikan menunjukkan pria Indonesia tadi sebenarnya sadar terinfeksi AIDS sebelum bergabung dengan ISIS pada September tahun lalu. Penyelidikan selanjutnya berfokus pada tentara lain ISIS yang tertular dan memerkosa gadis Yazidi. Penyebaran berikutnya, kepada pemimpin senior ISIS, tidak dirinci.

Persetubuhan dengan gadis Yazidi itu adalah hadiah utama bagi tentara ISIS yang berhasil menang dalam kompetisi hafal Al-Quran. Kompetisi digelar dalam menyambut Ramadan.

Jurnalis investigasi dari kelompok aktivis Sound and Picture menyebutkan, sejak penularan AIDS itu, ISIS melakukan tes terhadap semua darah yang didonorkan untuk anggotanya. ISIS juga mendirikan pusat perawatan AIDS di Kota Al-Mayadin. Seorang dokter yang bekerja di pusat perawatan itu mengatakan, sejak ISIS menguasai kota tersebut, mereka mengutamakan cek darah bagi anggotanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus