Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

4 Juni 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Myanmar
Keranjingan ATM

Terjadi perubahan besar dalam sistem perbankan Myanmar, yang selama lima dekade dikungkung rezim militer. Bank-bank swasta mulai mengoperasikan anjungan tunai mandiri (ATM) pada sebulan terakhir. Sebelumnya, penduduk Myanmar harus membawa duit dengan tas atau karung saat bertransaksi dengan bank. "Fantastis, sangat nyaman," kata Naing Lin Oo, 26 tahun, teknisi komputer, sembari menunjukkan kartu ATM biru-kuning yang dikeluarkan Co-Operative Bank, satu dari 13 bank swasta di negeri itu. Pekan lalu, ia baru menarik uang 120 ribu kyat atau sekitar Rp 1,3 juta dari mesin ATM.

Bekerja sama dengan Visa dan MasterCard, bank sentral Myanmar akan meluncurkan jaringan ATM nasional dalam dua bulan mendatang. Mereka akan mengenalkan perbankan internasional dalam enam bulan hingga setahun ke depan. Banyak hal yang perlu dikejar karena sistem perbankan Myanmar merupakan salah satu yang terkuno di dunia. Selama ini mengirim uang ke luar negeri harus melalui agen transfer ilegal (hawala).

Dalam dua bulan terakhir, bank swasta telah memperkenalkan perbankan elektronik dasar. Mesin ATM satu bank, misalnya, belum bisa digunakan untuk mentransfer uang ke bank lain. Wakil gubernur bank sentral Myanmar, Maung Maung Win, mengatakan sistem perbankan di negaranya memang masih sangat sederhana. Sebagian besar transaksi masih menggunakan uang tunai. "Bahkan beberapa perusahaan besar dan departemen di pemerintahan masih sering bertransaksi dengan uang tunai," ujarnya.

Dalam dua bulan ke depan, lahir departemen baru di bank sentral, Serikat Pembayaran Myanmar. Fungsinya memperkenalkan jaringan kartu debit yang memungkinkan bank menggunakan ATM secara bersama. Ia berharap bank-bank Myanmar sudah terhubung dengan jaringan perbankan internasional pada pesta olahraga SEA Games 2013, yang akan digelar di Naypyidaw.

Yunani
Rumah Simbol Korupsi

Kota Athena memiliki tempat tujuan wisata baru. Selain Acropolis, yang sudah kesohor, pemerintah kota itu menawarkan kepada turis "rumah korupsi". Rumah itu dulu dihuni Menteri Pertahanan Yunani periode 1996-2001, Akis Tsochatzopoulos, 72 tahun, sebelum ia mendekam di bui.

Rumah besar bercat kuning pucat itu berdiri di pinggir Jalan Dionysiou Aeropagitou di pusat Kota Athena di seberang Acropolis. Di negara yang sudah lima tahun dilanda krisis ekonomi itu, Tsochatzopoulos menjadi sasaran kemarahan warga atas meluasnya korupsi dalam kehidupan politik Yunani. "Kami tahu banyak menteri lainnya yang terlibat korupsi," kata Nikos, salah seorang pemuda di sana.

Tsochatzopoulos, salah satu pendiri Pasok, ditahan pada April lalu dengan berbagai tuduhan. Ia gagal membuktikan kepemilikan rumah mewah itu kepada petugas pajak. Ia juga didakwa terlibat kasus korupsi dalam pembelian senjata.

Jaksa masih menyelidiki pembelian properti oleh Tsochatzopoulos dan anggota keluarganya di Athena. Istri keduanya, Vicky Stamati, dan putrinya, Areti, juga mendekam di penjara. Teman dekat bekas perdana menteri Andreas Papandreou ini menolak semua tuduhan itu. l

Italia
Lindu Hancurkan Bangunan Bersejarah

Wilayah Italia utara kembali diguncang gempa hebat, berkekuatan 5,8 magnitudo, Selasa pekan lalu. Belasan tewas dan ratusan terluka akibat gempa. Ini merupakan gempa kedua setelah 20 Mei lalu. Ini merupakan guncangan terdahsyat dalam tiga tahun terakhir setelah gempa di Kota L'Aquila pada 2009, yang menewaskan 300 orang.

Sejumlah bangunan bersejarah yang rusak akibat gempa sebelumnya kondisinya semakin parah, seperti Puri Estense di Kota San Felice sul Panaro, yang dibangun pada abad ke-14; Katedral Capri yang bergaya Barok; dan salah satu mahakarya zaman Renaisans, Istana Te di Mantua. Sejumlah pabrik di wilayah itu juga rusak. Produsen mobil Ferrari dan sepeda motor Ducati menutup pabriknya demi keamanan. Produsen pasta terkemuka, Barilla, mengevakuasi pekerjanya selama 15 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus