Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

MOMEN

1 Februari 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IRAK
Bom Bagdad

LEDAKAN bom bunuh diri kembali mengguncang Kota Bagdad, Senin pekan lalu. Bom yang meledak tiga kali berturut-turut itu menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai lebih dari 100 orang. Ledakan selama 15 menit tersebut terjadi sesaat setelah pemerintah Irak mengumumkan eksekusi sepupu dan antek Saddam Hussein, Ali Hassan al-Majid atau dikenal sebagai Ali Kimia.

Bom pertama meletup di dekat Hotel Sheraton, yang menyebabkan robohnya bangunan dan merusak mobil yang tengah berada di sekitar lokasi. Dua ledakan lainnya menyusul beberapa menit kemudian di Hotel Babel dan Hotel Hamra yang identik dengan para wartawan asing dan turis.

Siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut belum diketahui secara pasti. Perdana Menteri Nouri al-Maliki menduga pelaku peledakan bom tersebut terkait dengan peledakan bom yang terjadi sebelumnya, yang dilakukan oleh Al-Qaidah.

IRAK
Eksekusi Ali Kimia

LOYALIS yang juga sepupu Saddam Hussein, Ali Hassan al-Majid, akhirnya digantung Senin pekan lalu. Tokoh berjuluk Ali kimia, karena perannya dalam serangan gas kimia di Kota Kurdi Halabja pada 1988 yang menewaskan 5.000 orang, itu menerima empat vonis mati atas kejahatan yang dilakukannya.

Ali didakwa hukuman mati pada 2007 atas perannya dalam enam bulan kampanye militer terhadap etnik Kurdi pada 1988. Hukuman kedua dijatuhkan pada Desember 2008 atas perannya dalam penghancuran kaum Syiah seusai Perang Teluk 1991. Tuntutan hukuman mati kembali dijatuhkan kepada Ali pada Maret 2009 atas tuduhan pembunuhan tokoh muslim Syiah, Ayatullah Mohammad al-Sadr.

Proses eksekusi Ali Kimia disiarkan langsung oleh televisi negara Irak, Al-Iraqiya. Berbagai reaksi muncul atas eksekusi mati Ali Kimia. ”Dia telah mengeksekusi banyak orang, jadi dia pantas dihukum mati,” kata warga Bagdad, Ali Suhail. Adapun penyesalan disampaikan oleh penduduk Tikrit, kota kelahiran Ali. Mereka menyebut orang yang telah mengeksekusi Ali tidak lain adalah pengkhianat dan penjahat.

SUDAN
Aksi Lempar Sepatu

AKSI pelemparan sepatu terhadap pemimpin negara kembali terjadi. Kali ini sasarannya Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir. Seorang laki-laki tiba-tiba melayangkan sepatu kepada Al-Bashir yang tengah menghadiri konferensi umum di Ibu Kota Khartum, Senin pekan lalu.

Pria yang tengah diburu oleh pengadilan pidana internasional atas kejahatan perang di wilayah Darfur Barat itu lolos dari hantaman sepatu. Dalam budaya Arab, menunjukkan sol sepatu saja kepada seseorang merupakan tindakan penghinaan.

Menurut saksi mata, sekitar 10 pengawal presiden langsung menahan dan mengamankan pria tak dikenal itu. Motif pelemparan sepatu belum diketahui. Namun diduga pria tersebut mengalami gangguan kejiwaan.

SRI LANKA
Rajapaksa Unggul dalam Pemilu

PRESIDEN Mahinda Rajapaksa diperkirakan bakal kembali memimpin Sri Lanka setelah meraih suara terbanyak dalam pemilihan presiden yang hasilnya mulai diumumkan Selasa pekan lalu. Rajapaksa mengalahkan pesaingnya, bekas panglima militer Jenderal Sarath Fonseka. Hasil perhitungan suara sementara menunjukkan Rajapaksa meraup 57,88 persen suara dari sekitar 10 juta suara yang terkumpul, sedangkan Fonseka hanya 40,5 persen suara.

Sebelumnya Rajapaksa menegaskan, bila terpilih kembali, dia akan berfokus pada pembangunan infrastruktur, peningkatan produktivitas lokal, dan investasi asing. Tahun lalu, pemerintah Sri Lanka berhasil mengalahkan kelompok separatis Macan Tamil yang selama 25 tahun terakhir menentang pemerintah. Sejumlah pengamat memperkirakan pada periode kedua kepemimpinannya, tugas Rajapaksa dalam penanggulangan perselisihan antaretnik bakal semakin berat.

Kekerasan masih kerap terjadi di Sri Lanka. Beberapa jam sebelum hasil pemilu diumumkan, terjadi serangan granat di Kota Gampola. Dua orang dilaporkan tewas dan empat lainnya luka-luka. Namun belum jelas apakah aksi berdarah tersebut terkait dengan pemilu atau tidak.

PRANCIS
Larangan Mengenakan Burka

PARLEMEN Prancis, Selasa pekan lalu, mengumumkan larangan penggunaan burka di lembaga-lembaga publik, seperti rumah sakit, kantor pemerintah, dan sekolah serta angkutan umum. Keputusan ini diambil dari hasil panel 32 anggota parlemen yang telah melakukan sidang selama enam bulan. Pakaian longgar yang membungkus seluruh tubuh kecuali bola mata itu dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut negara tersebut.

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy sebelumnya menyatakan burka tidak diterima di Prancis dan mendeskripsikan burka sebagai simbol yang merendahkan wanita. Pemimpin partai sayap kanan pendukung Sarkozy di parlemen, Jean Francois Cope, telah mempresentasikan draf undang-undang yang melarang siapa pun menutupi mukanya di depan publik dengan alasan keamanan.

Sejumlah anggota parlemen menilai larangan itu memicu hubungan yang kurang menguntungkan dengan negara-negara Islam sekaligus menunjukkan sikap anti-Islam. Pihak oposisi dari kelompok sosialis menolak mendukung laporan ini. Jamel Debbouze, salah satu tokoh keturunan Maroko, menilai keputusan ini berbau rasis. Warga Prancis sendiri memberikan dukungan kuat atas larangan penggunaan burka ini. Sebuah jajak pendapat pekan lalu menunjukkan bahwa 57 persen responden setuju.

SEMENANJUNG KOREA
Baku Tembak Dua Korea

KOREA Utara melepaskan tembakan artileri berkali-kali ke arah perbatasan maritim yang disengketakan dengan Korea Selatan. Kantor berita Yonhap melaporkan peristiwa itu terjadi Kamis pagi pekan lalu. Seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan peluru artileri itu mendarat di perairan Korea Utara. Penembakan ini merupakan insiden kedua yang terjadi setelah negeri Stalinis itu menetapkan dua zona bebas pelayaran di sekitar perbatasan, Selasa pekan lalu.

Sehari sebelumnya, kedua negara juga terlibat baku tembak di tempat yang sama. Seorang juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menjelaskan tembakan artileri dari daratan Korea Utara ke perairan dekat perbatasan itu terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Menurut dia, tembakan artileri Korea Utara mendarat di utara perbatasan, dekat pulau yang dikuasai Korea Selatan, Baengnyeong, di Laut Kuning. Pasukan marinir Korea Selatan yang ditempatkan di pulau itu lalu membalas dengan tembakan kanon Vulcan dengan jarak tiga-empat kilometer di garis pantai.

Namun pejabat tersebut menolak menjelaskan jenis-jenis senjata apa yang digunakan dan berapa kali peluru artileri ditembakkan. Yang jelas, tidak ada korban cedera ataupun kerusakan dalam peristiwa itu. Perbatasan laut telah menjadi sumber ketegangan sejak wilayah itu ditinggalkan oleh pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada akhir Perang Korea 1950-1953.

Nunuy Nurhayati, Suryani Ika Sati (BBC, AP, AFP, Reuters, Xin Hua)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus