Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEDUA wanita itu muncul dengan tubuh layu, penuh bilur luka bekas pukulan. Seorang di antaranya sedang hamil delapan bulan. Tak seperti lazimnya wanita yang tengah mengandung, tak sepercik pun sinar bahagia terpancar dari sepasang mata perempuan muda itu. Mereka keluar merangkak dari satu ruangan kecil seperti sel, terlindungi oleh pintu rahasia seperti batu bata yang bisa digeser. Persis seperti gambaran penjara-penjara di abad pertengahan.
Kedua wanita malang itu bukan tokoh novel Gulag Archipelago karya Aleksandr Solzhenitsyn, yang berkisah tentang penderitaan hidup di kamp pekerja. Kedua korban itunama lengkap mereka disamarkanberusia 17 dan 21 tahun. Kamis pekan lalu, keduanya terbebas dari sebuah azab mengerikan yang mereka jalani selama tiga setengah tahun, yakni dipaksa melayani nafsu bejat Viktor Mokhov, seorang lelaki 53 tahun. Bekerja sebagai buruh pabrik, Mokhov sering nyambi sebagai sopir taksi di kota kecil Skopina, sebelah tenggara Moskow. Dia menculik kedua remaja putri itu, menyembunyikan mereka dalam ruang kecil tanpa jendela di bawah sebuah garasi, kurang makan, dan diperkosa berkali-kali.
Para tetangga mengenal Viktor sebagai lelaki baik budi dan tak memiliki catatan kriminal di lingkungannya. Bahkan keluarganya pun tak pernah tahu ia menyembunyikan dua "budak seks" di bawah garasi merekaselama itu. "Diduga, (Viktor) menderita kelainan mental dan seksual yang parah," ujar Irina Sablina, jaksa senior setempat, yang membidiknya dengan tuduhan penculikan berencana .
Pertemuan Viktor dengan kedua korban terjadi pada 30 September 2000, ketika ia sedang mengendarai taksinya di depan sebuah diskotek. Belum terang apa yang terjadi setelah itu, apakah Viktor bekerja sendiri atau dibantu orang lain dalam menculik keduanya. Namun, polisi menengarai ia dibantu seorang wanita berusia 29 tahun yang kini melarikan diri.
Yang jelas, setelah penculikan itu, kedua keluarga korban tak pernah lagi mendengar kabar tentang anak-anak mereka yang raib mendadak. Polisi Distrik Ryazan yang menangani masalah ini juga sudah angkat tangan dan menghapus nama keduanya dari daftar orang hilang dengan menganggap mereka sudah tewas.
Kejahatan seksual Viktor memang tidak main-main. Awalnya, ia mengancam akan membunuh mereka bila menolak disetubuhi. Tapi, setelah itu, perangai Viktor lebih dari seorang pecandu. Korbannya yang paling muda sudah dua kali melahirkan bayi lelaki, di tahun 2001 dan 2003. Ada dugaan, Viktor meletakkan kedua orok malang itu di depan rumah tetangganya. Dan si tetangga lantas menyerahkan kepada panti asuhan.
Sejak musim panas tahun lalu, sadisme Viktor sedikit berkurang. Ia mulai membolehkan korbannya keluar dari sel pengap mereka dan sesekali berjalan-jalan menghirup udara segar Skopina dengan pengawalan ketat Viktor. Tapi, pekan lalu sopir taksi ini tak sadar bahwa salah seorang gadis itu sempat menulis secarik kertas minta pertolongan kepada salah seorang yang ditemuinya di jalan, yang meneruskan kertas itu ke kantor polisi terdekat.
Maka, terbongkarlah topeng Viktor sebagai salah satu monster seks paling sadistis yang pernah hidup di Rusia. Kedua gadis malang itu diinapkan semalam di rumah sakit sebelum dipulangkan ke keluarga masing-masing, membawa luka traumatik yang sulit pulih dalam sekejap.
Skopina memang bukan Gulag dalam bayangan Solzhenitsyn. Tapi hidup diperkosa selama 42 purnama, di sebuah sel pengap tanpa jendela, mungkin tak pernah dibayangkan oleh penulis dengan imajinasi liar sekalipun.
Akmal Nasery Basral (Pravda, BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo