Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kawasan pedagang kaki lima di Jalan Ilaya, Metro Manila, penuh sesak. Mendadak sirene meraung-raung dari jauh. Ratusan pedagang kaki lima bersicepat menutup payung warna-warni dan membenahi barang dagangan. Mereka siap kabur. Wali Kota Manila, Lito Atienza, memang telah mengancam akan menggusur mereka.
Tapi yang lewat ternyata Presiden Gloria Macapagal Arroyo, Senator Noli De Castro sekaligus calon wakil presiden, dan Kris Aquino, anak bekas Presiden Qorazon Aquino. Mereka tersenyum sembari melambaikan tangan kepada para pedagang kaki lima. Belakangan ini Arroyo memang rajin menyambangi warga miskin dan kelompok keagamaan. Ironisnya, Wali Kota Atienza tetap akan menyapu pedagang kaki lima seusai pemilu nanti.
Beberapa waktu lalu, Arroyo pernah berkata tak akan ikut pemilu. Tapi kini dia bersemangat mempertahankan kursi kepresidenan, bersaing melawan empat kandidat lain: mantan bintang film Fernando Poe Jr., Senator Panfilo Lacson, Raul Roco, dan Eduardo Villanueva. Dengan tema kampanye "Persatuan dan Perubahan", Selasa pekan lalu sekitar 50 ribu pendukung Gloria Macapagal menyemut di jalan-jalan Metro Manila dalam sebuah parade. Mereka menggelar delapan juta tanda tangan pendukungbersamaan dengan final kontes mirip Arroyo. "Dengan antusias rakyat jelata antre membubuhkan tanda tangan," ujar Alex Cauguiran, salah satu aktivis dari kelompok pendukung Arroyo.
Parade itu melewati 40 provinsi yang dihuni 36 juta pemilih, termasuk rantai manusia yang melibatkan 10 ribu juru kampanye. Kubu Arroyo menargetkan meraup 13,5 juta suara dari 43 juta pemilih. "Jika 80 persen dari 43 juta pemilih ikut pemilu, target 13,5 persen itu akan menjadikan Arroyo menang," ujar Alex Cauguiran. Tapi Arroyo bahkan berambisi meraih 39 persen suara sebagaimana perolehan (bekas) presiden Estrada. "Kami berharap perolehan Arroyo mendekati angka itu," kata Michael Defensor, juru bicara kampanye Arroyo.
Para pengamat memprediksi Arroyo akan kembali menghuni Istana Malacanang. Sejumlah jajak pendapat memang menunjukkan keunggulan Arroyo di atas empat kandidat lain. Jajak pendapat Asia Inc., yang digelar pada 26-29 April lalu, misalnya, menunjukkan Arroyo memimpin 6 persen di atas Poe. Peringkat Arroyo pun meningkat dari 34 persen ke 37 persen (15,5 juta suara). Sedangkan Poe, dalam dua kali jajak pendapat Asia Inc., menancap di angka 31 persen. Dia adalah penantang terkuat Arroyo, sejauh ini (lihat boks Adu Kuat Gloria vs Fernando).
Toh, Poe tak peduli akan berbagai jajak pendapat itu. Sabtu pagi pekan lalu, misalnya, ia mempersiapkan parade akbar di distrik bisnis Makati dengan perangkat teknologi tinggi. Layar televisi raksasa dipasang di persimpangan antara Jalan Paseo de Roxas dan Ayala Avenue. "Kami akan mengguncang Malacanang. Kubu Arroyo harus menyaksikan parade ini sebagai wujud keinginan rakyat bahwa mereka menginginkan perubahan sekarang juga," ujar Senator Vicente Sotto III, manajer kampanye Poe.
Meski diprediksi kalah, kubu Poe cukup percaya diri. Apalagi setelah muncul rumor bahwa pada saat terakhir nanti kandidat independen, Senator Panfilo Lacson, akan bergabung dengan mengusung 10 persen suara. "Pokoknya, akan ada kejutan besar," kata Senator Loren Legarda, calon wakil presiden dari kubu Poe. Survei Asia Inc. memperkirakan Poe hanya mampu meraup 13 juta suara, sedangkan Raul Roco hanya 7 persen, sementara Eduardo Villanueva cuma 5 persen.
Meski Arroyo diperkirakan akan menang, jajak pendapat Komisi Survei Alyansa menunjukkan kemenangan itu amat tipis: hanya selisih 1 persen dibandingkan dengan perolehan Poe. Celakanya, selisih tipis itu dikhawatirkan bisa memicu kerusuhan: kubu yang kalah bakal melancarkan protes. Tak ayal, sehari sebelum pemilu Uskup Agung Manila, Kardinal Gaudencio Rosales, mengundang lima kandidat ke Gereja San Agustin. Mereka diajak berdoa bersama: berharap pemilu berlangsung bersih, damai, tertib.
Raihul Fadjri (Manila Times, Inquirer, The Philippine Star)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo