AMERIKA Serikat berhasil merayu Kelompok Negara Maju (G8) untuk mendukungnya lewat sebuah pernyataan pada Selasa pekan depan. Dalam pernyataan itu, mereka memperingatkan Iran agar segera menghentikan ambisinya dalam bom nuklir. Bahkan Rusia, yang membantu pembangunan reaktor nuklir Iran, pun turut mengamini tekanan AS itu. Pertemuan negara-negara G8 yang berlangsung di Evian, Prancis, itu mendukung inspeksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terhadap fasilitas nuklir Iran. Tapi untuk kesekian kalinya pemerintah Iran membantah tuduhan AS bahwa Iran memproduksi bom nuklir. "Kami menjalankan kewajiban di bawah aturan IAEA," kata Gholamreza Aghazadeh, Kepala Energi Atom Iran.
Menurut Gholamreza, program nuklir Iran hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan energi di masa depan. Buktinya, pada Februari silam, Iran menerima kunjungan IAEA yang dipimpin oleh ketuanya, Mohammed el-Baradei. Lebih dari lima delegasi IAEA telah mengunjungi fasilitas nuklir Iran selama dua bulan belakangan. Namun, sampai saat ini, IAEA belum mengumumkan hasil inspeksinya. Laporan IAEA ini amat penting bagi Iran untuk menghentikan tekanan AS—seperti yang pernah terjadi pada Irak.
Iran pernah mengundang AS untuk ikut membantu membangun pembangkit listrik bertenaga nuklirnya guna menepis kecurigaan Washington. Tapi AS menolak mentah-mentah undangan tersebut. Rupanya, sasaran Amerika bukanlah melacak senjata pemusnah massal, melainkan menjungkirkan rezim Mullah di Iran.
Raihul Fadjri (BBC, AP, AFP, The Guardian, Washington Post)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini