Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nakasone dalam komik

Bekas PM Jepang, Yasuhiro Nakasone, menerbitkan majalah bernama yatchan's, berisi tentang dirinya. Konon terjual 50.000 eksemplar. Ada dugaan dengan cara tersebut nakasone ingin bertahan dalam politik.

20 Februari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YASUHIRO Nakasone bekas perdana menteri Jepang, masih ada. Bekas orang nomor satu di parlemen itu tak cuma duduk di kursi goyang menikmati kebun Jepun dan melakukan upacara minum teh, setelah turun jabatan November tahun silam. Ia ingin tetap hadir di masyarakat, maka dibikinnyalah bisnis penerbitan majalah. Bukan sembarang majalah, tapi media yang sangat spesifik, karena berisi tentang dirinya sendiri. Nomor pertama majalah yang diberi nama Yatchan's telah terbit setebal 40 halaman. Yatchan tak lain dari kependekan nama depan dan julukan untuk sang bekas perdana menteri. Bila nama itu populer, karena yatchan adalah istilah prokem-nya Jepang yang berarti bandit. Kabarnya, nomor pertama itu terjual 50.000 eksemplar. Nomor dua, yang akan disebarkan di antara 10.000 pendukungnya yang lain, direncanakan terbit akhir bulan ini. Walaupun harganya cukup mahal - 550 yen atau sekitar Rp 8.000,00 -- para penggemar dan pendukung bernafsu untuk membelinya. Terbitan perdana majalah kuartalan ini memuat beberapa hakim (sajak pendek) yang ditulis Nakasone, dihiasi gambar gunung berselimutkan mega, yang juga dilukis olehnya pribadi. Ada dua halaman diisi dengan menu makanan selama sang perdana menteri terbang ke konperensi puncak para pemimpin dunia di Venesia, Juni 1987. Ditambah juga dengan gambar berwarna makanan tersebut, empat halaman. Dalam salah satu artikel Nakasone menulis bagaimana bisa membuat Presiden Francois Mitterand dari Prancis terpana lantaran kelihaiannya mengutip satu bagian dari karya filsuf Prancis Blaise Pascal dalam bahasa aslinya. Kepiawaian dalam bahasa asing sangat dihorrnati di Jepang. Itu menunjukkan bagaimana mudahnya ia bergaul di panggung internasional. Ada juga kolom gosip, diisi oleh istrinya, Tsutako. Salah satu yang diceritakan, tentang kebiasaan Nakasone mandi. Yakni, ia langsung meloncat keluar dari kamar mandi hanya mengenakan pakaian dalam, lalu menari balet dan menyenandungkan Swan Lake. "Kalau sudah begitu, saya tak tahu ke mana harus melemparkan pandangan," tulis Nyonya Nakasone. Setengah majalah itu berisi cerita komik, menggambarkan bagaimana Nakasone muda melawan perintah ayahnya untuk tidak terjun dalam politik. Tokoh kita itu dibebani tugas, "membangun kembali semangat para pemuda di tengah Jepang yang hancur akibat perang." Banyak tafsir tentang majalah perdana menteri pensiunan itu. "Ini merupakan parodi," kata Toshiharu Sasaki, seorang ahli pada Insitut Penelitian Penerbitan Ilmiah. Para pengamat politik berpendapat lain, dengan majalah itu Nakasone sebenarnya masih ingin berperanan dalam politik. Nakasone, kata para pengulas lagi, kini dalam bahaya. Kursinya di parlemen (Diet) terancam hilang dalam pemilu mendatang. Tanpa kedudukan di badan perwakilan itu akan hiiang pula peranannya sebagai king maker dalam politik di Negara Matahari Terbit. Ini boleh ditiru oleh para negarawan pensiunan, siapa tahu bisa terpilih lagi. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus