RAJ Bala, ibu muda berusia 23 tahun, yakin bayinya laki-laki. Rumah sakit bilang, perempuan. Maka, Kamis pekan lalu, ibu India itu mengancam akan mogok makan, bila perlu sampai mati. Yakni bila pekan ini ia tak mendapatkan kembali bayinya. Tampaknya, Bala sedang dicoba oleh dewanya. Pada 13 Januari lalu di RS Safdarjung, New Delhi, ia melahirkan bayi prematur. Maka, bayi itu -- laki-laki, kata rumah sakit -- harus dirawat khusus. Itu berarti si bayi harus lebih lama tinggal di rumah sakit. Hanya pada waktu tertentu, tiap hari, Bala dipersilakan menyusui bayinya. Semua berjalan lancar sampai 2 minggu kemudian. Tak jelas bagaimana mulanya, Bala, yang selama ini mempercayai saja kata rumah sakit, tiba-tiba ingin yakin bahwa bayinya memang laki-laki. Betapa terkejutnya ibu -ini karena si jabang bayi ternyata perempuan. Tentu ini bukan perubahan alami. Maka, ia langsung protes. Pihak rumah sakit pun lalu menjelaskan, semua itu karena kesalahan administrasi. Sebenarnya bayi Bala memang perempuan. Tapi, bagaimana bisa Bala mempercayai kata-kata manis staf rumah sakit itu? Bagaimana bisa kesalahan administrasi dibiarkan selama dua minggu dan baru diketahui setelah ia protes? Di masyarakat yang masih memegang adat bahwa pengantin perempuan harus membayar mahar, punya anak perempuan memang bisa sangat merepotkan. Polisi pun kemudian turun tangan. Tapi tak banyak membantu, karena pejabat dan staf RS bersikap pasif. "Kami yakin ada permainan di RS ini," kata pihak polisi. Soalnya, polisi menemukan bekas hapusan tinta dalam catatan jenis kelamin bayi Bala. Selain itu, kasus bayi tertukar pernah juga terjadi di rumah sakit ini dua tahun lalu. Waktu itu polisi berhasil mengembalikan bayi lelaki pada ibunya yang asli. Bila perkara ini tak cepat diselesaikan, tampaknya bakal ramai. Selain Bala bakal mogok makan, kaum kerabat dan handai tolannya di desanya sudah siap pula melancarkan aksi duduk di pintu gerbang rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini