Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan menjadi sekutu terkuat Amerika Serikat di Timur Tengah terlepas dari siapa yang terpilih sebagai presiden pada November mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Netanyahu, berbicara kepada wartawan sebelum terbang ke Washington. Ia mengatakan bahwa ia akan berterima kasih kepada Presiden Joe Biden atas semua yang telah dilakukan untuk Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keduanya juga akan membahas isu-isu seperti membebaskan sandera yang ditahan di Gaza dan mengalahkan Hamas.
Dalam kunjungan ke AS itu, Netayahu tidak akan bertemu dengan mantan Presiden Donald J. Trump yang juga kandidat dari Partai Republik. Namun, seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengonfirmasi bahwa keduanya diperkirakan akan berbicara melalui telepon minggu ini.
Trump secara terbuka meminta Perdana Menteri Israel untuk mengakhiri perang di Gaza. Ia mengklaim bahwa Hamas tidak akan melakukan serangan 7 Oktober jika dia menjabat.
Selama Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee minggu lalu, mantan Presiden tersebut mendesak Hamas untuk membebaskan para sandera AS sebelum pelantikannya pada Januari 2025, jika ia memenangkan pemilu AS.
Hubungan antara keduanya tegang sejak Netanyahu mengucapkan selamat kepada Presiden Joe Biden atas kemenangannya dalam pemilu 2020. Hal ini membuat marah Trump. Pengadilan AS belum menemukan bukti penyimpangan apa pun untuk mendukung klaim kecurangan pemilu AS yang diklaim oleh Trump.
Perang di Gaza telah menjadi isu bagi para pemilih Arab Amerika, yang marah terhadap pemerintahan Biden. Mereka menggambarkan dukungan Biden itu adalah dukungan buta terhadap serangan militer Israel terhadap warga sipil Palestina.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Setelah Houthi, Kini Hizbullah Hujani Israel dengan Roket dan Drone