Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang siap menyambut Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020. Negeri Matahari Terbit ini tak hanya menyiapkan venue atau akomodasi bagi para peserta, melainkan juga masjid keliling bagi kaum muslim agar merasa seperti di rumah sendiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan itu disampaikan oleh Yasuharu Inoue, pimpinan Proyek Yasu yang menyediakan segala fasilitas pendukung Olimpiade Musim Panas Tokyo 2020. Dia mengatakan kepada Al Jazeera, panitia pelaksana Olimpiade sengaja menyiapkan masjid keliling bagi umat muslim yang hadir di acara internasional tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 23 Juli 2018, foto yang dirilisi oleh Komite Eksekutif Masjid Mobile, memperlihatkan para tamu memotong pita selama acara peluncuran Masjid Mobile, sebuah masjid bergerak dengan kapasitas hingga 50 orang di Toyota Stadium di Toyota, Jepang barat, untuk menjamu pengunjung dari seluruh dunia untuk Olimpiade Musim Panas tahun 2020.[Komite Eksekutif Masjid Mobile melalui AP]
"Masjid yang ada di Tokyo tak sanggup menampung muslim yang ingin salat, sehingga perlu disiapkan masjid keliling," ucapnya dalam sebuah wawacara dengan Al Jazeera, Rabu 25 Juli 2018.
Masjid keliling diresmikan pada awal pekan ini di luar halaman Stadion Tokyo, venue J-League sekaligus menjadi markas perusahaan mobil yang mengoperasikan masjid keliling. Tempat ibadah umat muslim ini dibuat dari hasil modifikasi sebuah truk yang bisa buka tutup, memiliki pintu masuk, dan dua lantai selebar truk.Sejumlah pria muslim Jepang melakukan shalat berjamaah di Asosiasi Muslim Jepang di Tokyo, 11 Juli 2015. Sekitar 10.000 muslim asli Jepang diperkirakan tinggal di Shinto dan Buddhist. AP/Eugene Hoshiko
"Ruang dalam masjid seluas 48 meter persegi yang sanggup menampung 50 jemaah," tulis Al Jazeera. Selain di dalam masjid, jemaah bisa salat di luar tertutup atap truk. Masjid ini juga dilengkapi kran wudlu.
Saat peresmian masjid ini, beberapa murid sekolah asal Indonesia yang menjadi korban tsunami Aceh 2004 turut diundang. "Masjid keliling ini sangat penting bagi umat muslim, termasuk warga Jepang atau wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang," kata Nur Azizah, 14 tahun.
Proyek pembangunan masjid keliling ini dikaui oleh Inoue terinspirasi proyek serupa di Qatar ketika dia melakukan perjalanan ke negeri itu empat tahun silam. "Ke depan, saya sangat bahagia jika masyarakat Indonesia, Malaysia, Afrika dan Timur Tengah, serta pengungsi dari Suriah menggunakan masjid seperti ini sebagai alat kampanye perdamaian," kata Inoue.
Jumlah penduduk muslim yang tinggal di Jepang, saat ini, diperkirakan mencapai 100 ribu hingga 200 ribu orang. Untuk menjalankan ibadah di negeri itu bukan perkara mudah, karena sulit meminta waktu luang untuk salat di jam kerja termasuk mencari masjid.