Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pangkalan Israel Untuk Amerika

AS meningkatkan pertahanan militernya di Israel, tindakan ini dinilai oleh negara-negara Arab sebagai konfrontasi langsung dengan dunia Arab dan akan menyebabkan negara-negara Arab berpaling ke Moskow. (ln)

26 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELAKUAN Israel, sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah, pernah menggusarkan Presiden Ronald Reagan. Akhir Juli, misalnya, Israel seenaknya mengebomi pemukiman penduduk sipil di Beimt dengan pesawat tempur F-16 (Fighting Falcon) bantuan AS. Dengan sejumlah resawat jenis itu pula Israel menghancurkan Reaktor Nuklir Riset Ossirak milik Irak. Saking jengkelnya, Gedung Putih sempat dua kali menunda pengriman 10 pesawat F-16 ke negeri sekutunya tersebut. Penundaan tadi akhirnya dicabut. Dan hubungan kedua negara itu kini akrab kembali. Sesudah dua hari berunding di Washington (9-10 September), Presiden Reagan dan PM Israel Menachem Begin menelurkan prinsip persetujuan "kerjasama strategis yang didasarkan pada kepentingan bersama." Reagan menolak memperinci bentuk kerjasama tersebut. Tapi secara jelas Begin menyebut "bahaya kebijaksanaan ekspansionis Soviet di Timur Tengah" yang harus dibendung secara bersama. Karenanya, dia mengundang AS mcningkatkan kemampuan militernya di Israel. Begin bahkan menawarkan pada AS memakai dua pangkalan udara militer Israel, yang dibangun dengan bantuan Washington. Dalam usaha menandingi kekuatan Moskow dan sekutunya di Timur Tengah, katanya, Israel bersedia memberikan perlindungan udara terhadap pesawat angkut dan sistem pembekalan senjata AS di Laut Tengah. "Kami juga berpikir menyelenggarakan kerjasama di bidang angkatan laut," sambung Begin. "Kami punya dua pelabuhan yang siap setiap saat dikunjungi Armada Ke AS (yang beroperasi di Laut Tengah)." Ancaman Soviet Jika Israel bertempur dengan negara Arab tetangganya, AS akan memberi dukungan? "Kami hanya akan saling membantu menghentikan gerakan ekspansionis Soviet," kata Begin. Kedua negara juga sepakat menyelenggarakan latihan bersama di Gurun Najaf, yang akan melibatkan angkatan darat dan udara AS pertengahan tahun depan. Jika terlaksana, peristiwa tersebut merupakan latihan perang bersama pertama antara kedua negara. Sudah sejak lama memang, Washing ton meniupkan hal "ancaman Soviet" atas wilayah rawan di Timur Tengah. Apalagi sesudah lni Soviet dan Suriah menandatangani perjanjian kerjasama militer tahun lalu. Bagai mendapat angin, Begin menyebut perjanjian tersebut suatu upaya Moskow menjadikan Suriah sebagai gudang senjatanya. Di negeri itu, katanya, Soviet menyimpan 1.00C tank, yang siap dipakainya menghadapi konflik di Timur Tengah, sementara di Libya tersedia 2.000 tank kiriman Soviet. Mengimbangi pangkalan armada Soviet di Pulau Socotra, di mulut Teluk Aden, Washington membangun pula pangkalan udara dan laut di Pulau Diego Garcia, di Lautan Hindia. Juga dibentuknya Rapid Deploymet Force yang berkekuatan 110 ribu pasukan untuk melindungi ladang minyak di kawasan Teluk Persia--salah satu sumber utama kebutuhan energi AS. Mesir pun secara terbuka menawarkan semua fasilitas pangkalan militernya untuk dimanfaatkan AS. Dengan Oman, Somalia dan Kenya, Gedung Putih sudah pula membicarakan pembangunan pangkalan militer. Dengan kesiapsiagaan itu, Washington ingin meyakinkan para sahabatnya bahwa "ancaman Soviet" benar-benar ada dan serius. Secara khusus pula Menlu AS Alexander Haig belum lama ini mengunjungi sejumlah negara sahabat di Timur Tengah. Tapi Arab Saudi, misalnya, lebih mempercayai ancaman agresi Israel ketimbang "ancaman Soviet." Keyakinan Saudi itu semakin tebal tatkala secara mendadak Israel menyerang Reaktor Nuklir Ossirak (Irak), sedang Irak tidak berperang dengan sang agresor. Arab Saudi menyatakan persetujuan bersama Reagan dan Begin itu justru akan menyebabkan Timur Tengah semakin rawan, dan mendorong perlombaan senjata di wilayah itu. Setiap usaha Reagan mempersenjatai Israel, demikian Raja Khaled, hanya akan menyebabkan negara Arab berpaling ke Moskow. "Kami siap berunding dengan setan tersebut jika hal itu merupakan kepentingan terbaik kami," katanya seperti dikutip Newsweek. Presiden Suriah Hafez-al-Assad menyebut persetujuan AS-Israel itu merupakan konfrontasi langsung dengan dunia Arab. Sedang Presiden Libya Kolonel Moamar Gaddafi melukiskannya sebagai ancaman langsung terhadap eksistensi Arab. Dia menganjurkan kepada negara Arab penganut garis keras (Suriah, Yaman Selatan, Aljazair, PLO, Irak dan Libya) agar menyusun barisan dalam usaha mempertahankan diri. Di Benghazi, Libya, sejumlah pemimpin negara Arab penganut garis tersebut, pekan lalu secara khusus membicarakan persetujuan AS--Israel. Kuwait, negara konservatif di Teluk Persia, kini buru-buru membuka kontak diplomatik dengan Moskow dalam upaya mengimbangi pengaruh AS. Pemimpin Kuwait, Sheikh Jaber al-Ahmed al-Sabah, pekan ini mengunjungi sejumlah negara Eropa Timur. Arab Saudi berharap membeli perlengkapan militer seharga US$ 8,5 milyar dari AS -- termasuk lima pesawat AWACS (Airborne Warning and Control System) dan 62 pesawat tempur F-15 Eagle. Ternyata itu tidak berjalan licin. Sudah sejumlah 51 senator (AS) mayoritas) pekan lalu menentangnya. Kendati demikian, Reagan tetap berusaha menggolkannya tapi dengan mengurangi kemampuan penginderaan pesawat AWACS. Di Riyadh, Menteri Pertahanan Saudi Pangeran Sultan bin Abdul Aziz mengatakan sikap dalam Senat AS tadi akan mendorong pemerintahnya mencari sumber persenjataan serupa dari negara lain. "Hubungan internasional kami tidak hanya didasarkan pada satu perundingan (dengan AS) saja," katanya. Ketika didesak, dia menolak mengungkapkan lebih terperinci. Suatu sumber menyebut kemungkinan Saudi membeli pesawat Nimrod dari Inggris yang punya kemampuan penginderaan seperti AWACS. Jika hal itu terjadi, pamor AS di Timur Tengah akan berangsur pudar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus