Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasar modal, tanpa spekulasi

Direncanakan, bulan depan malaysia melansir pasar modal islami. ada kriteria perusahaan yang boleh dan tidak boleh menjual saham, yang khusus.

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAYSIA mungkin akan menjadi negara pertama di dunia yang mempunyai sistem pasar modal Islami. Inilah yang direncanakan akan dilansir oleh Bank Islam Malaysia Berhad Securities, bulan depan. Berlokasi di Kuala Lumpur, perusahaan sekuritas itu bakal ditangani Dr. Abdul Halim Ismail, yang sukses menjalankan Bank Islam Malaysia Berhad. Mayoritas saham usaha baru ini, 70%, akan dikuasai Bank Islam Malaysia itu, sedangkan Yayasan Pembangunan Islam memegang 20% saham, dan Abdul Halim sendiri, kabarnya, akan mendapat jatah 10%. Modal yang disetor sebesar 20 juta ringgit. Hari-hari ini Abdul Halim tengah sibuk mendeteksi ratusan badan usaha di sana yang antre masuk ke pasar modal ini. Ketentuannya ketat, memang. Segala bentuk transaksi serta-merta didasarkan pada hukum Islam. Unsur spekulasi, yang jadi tradisi di lantai bursa, tak akan diumbar. Pelbagai saham yang dilempar juga tak luput dari radar syariat. "Saham-saham itu harus dijamin halal. Saham Genting Island, pusat judi, atau bank pakai riba tak boleh masuk," ujar Ahmad Tadjuddin, Direktur Pelaksana Bank Islam Malaysia. Kebijaksanaan ini tentunya tak lepas dari sikap pemerintah Mahathir Mohamad, yang belakangan terus memberi angin kepada kaum bumiputra muslim. Untuk mendapatkan gambaran itulah, Wahyu Muryadi pekan lalu mewawancarai singkat Timbalan Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Datuk Seri Anwar Ibrahim, yang berkunjung ke Jakarta. Berikut kutipannya: Kapan pasar modal Islam itu beroperasi? Rencananya, Februari atau Maret. Ini sebenarnya sama saja dengan pasar modal konvensional, tapi detail instrumen dan aturannya lain. Ada, misalnya, ketentuan tentang saham yang dibolehkan untuk dijual dan yang tak boleh. Kalau prinsipnya sama, untuk apa mengoperasikan bursa saham Islam ini? Menurut pandangan saya, segi instrumen, kaidah, dan akadnya berbeda. Dan ini bukan menjadi satu-satunya pasar saham di Malaysia. Ini hanya memberi alternatif agar umat bisa memilih. Saya ini kan cuma mengusulkan. Kalau selama ini segala macam bank boleh beroperasi, kenapa tak boleh yang Islam? Risiko kegagalan apakah sudah diantisipasi? Bank Bumiputera Malaysia Finance, tahun 1985, menjalankan sistem Islami dan gagal. Itu bukan di pusat, tapi di cabang, karena payah kepengurusannya. Risiko itu bergantung pada kepengurusannya, pada manajemennya. Itu tak jadi soal. Selama ini bank Islam (Bank Islam Malaysia Berhad) di sini lebih baik kepengurusannya. Jadi, itu bergantung pada individunya, bukan pada sistemnya. Apakah kebijaksanaan ini erat kaitannya dengan maraknya gerakan Islam radikal? Ah, tidak. Mereka kan hanya dua-tiga orang dan tidak mewakili yang mayoritas. Itu yang penting. Isu Islam radikal sudah ada sejak 20-30 tahun lampau, dan tak pernah menjadi suatu isu yang membimbangkan saya. Apakah itu berarti Anda menjadi timbalan perdana menteri agar pemerintah bisa mendekati kelompok radikal ini? Ah, saya menjadi timbalan karena saya menang pemilihan, bukan karena yang lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus