CINA bukan lagi penjual barang kelontong macam sikat gigi dan pensil. Teknologi tinggi Cina pun kini makin laku. Bahkan, dua pekan lalu, departemen perdagangan Amerika Serikat mengizinkan satelit-satelit buatan AS diluncurkan oleh roket RRC. Ini sebuah kepercayaan yang besar dari sebuah negara superkuat yang sudah dikenal berteknologi tinggi itu. Kabarnya, tahun ini ada tiga satelit komunikasi Amerika yang bakal diluncurkan roket Long March bikinan China Great Wall Industrial Corporation, sebuah badan usaha milik negara. Bila ongkos sekali peluncuran, menurut tarif di AS, US$ 200 juta, tentu ini pemasukan lumayan bagi Beijing. Dan sebuah sumber mengatakan, sampai tahun 2002 nanti, China Great Wall sudah teken kontrak meluncurkan 66 satelit komunikasi dari berbagai rekanannya. Dari 66 satelit itu, dua unit satelit gelombang pertama akan digendong ke angkasa pada tahun 1996 oleh Long March. Tahun lalu, persisnya tanggal 14 Agustus, jenis roket ini telah berhasil pula meluncurkan satelit komunikasi milik Australia. Ini menggembirakan. Sebab, sebelumnya, teknologi tinggi Cina yang dijual berupa senjata pembunuh atau kendaraan perang. Dalam Perang Teluk (antara Irak dan Iran, tahun 1987), misalnya, peluru kendali Ulat Sutera buatan Cina telah terbukti ampuh. Jauh sebelum itu, tahun 1981, Mesir telah membeli sebuah kapal selam dan satu unit rudal antikapal selam buatan Cina. Tahun berikutnya, Cina meneken kontrak untuk penjualan 60 unit jet tempur F-7 II (MiG-21 versi Cina) ke Mesir. Sebenarnya, peningkatan teknologi tinggi Cina baru dimulai enam tahun lalu, tepatnya Agustus 1988. Ketika itu Beijing melancarkan Program Oncor, di bawah Komisi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan. Kata Menteri Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Song Jian, "Program Oncor adalah ibarat penerang untuk mengarahkan perkembangan industri baru berteknologi tinggi." Sampai tahun lalu, lima tahun kemudian, di Cina telah lahir lebih dari 5.000 perusahaan teknologi tinggi yang nilai produksinya, total, di atas 30 miliar yuan (sekitar Rp 8 triliun). Seperti juga ada daerah ekonomi khusus untuk industri manufaktur, untuk bidang teknologi canggih pun diberikan zone spesial. Kini sudah berjalan 52 zone khusus pengembangan teknologi canggih, meliputi industri elektronik, informasi, biologi, sumber energi baru, dan perlindungan lingkungan. Hampir semua perusahaan itu menggunakan modal swasta dan pinjaman bank, kata pejabat Komisi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan. Kemudahan yang diperoleh perusahaan di bidang teknologi canggih ini antara lain meliputi bidang perpajakan, perolehan bahan baku, dan kegiatan ekspor-impor. Salah satu zone khusus teknologi itu, di Daqing, yang beroperasi sejak tahun 1992, telah berhasil mengembangkan sistem pemanas bertenaga nuklir yang sangat vital saat musim dingin. Daqing, pusat industri minyak bumi terbesar di Cina, dengan penemuan itu berhasil menghemat penggunaan minyak. Program Oncor merupakan proyek mercu suar Cina untuk jangka waktu sepuluh tahun, yang diandalkan nanti menjadi salah satu penunjang utama ekonomi nasional. Sepertiga produk industri berteknologi tinggi diarahkan untuk diekspor. Pada tahun 1991 hasil ekspor itu US$ 240 juta, dan tahun 1992 meningkat menjadi US$ 480 juta. Dengan lakunya roket Long March, angka itu tentunya akan meningkat: sekali luncur, seperti sudah diduga, sekitar US$ 200 juta. Cina makin kapitalistis, harap maklum.Mohamad Cholid
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini