Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sydney -- Wakil Perdana Menteri Australia, Barnaby Joyce, mengatakan akan mengundurkan diri pasca terungkapnya skandal seks yang melibatkan dirinya dan seorang stafnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joyce mengatakan dia mengundurkan diri setelah muncul tudingan pelecehan seksual baru. Dia mengundurkan diri setelah mendapat desakan mundur selama berminggu-minggu dari internal partai dan publik Australia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: PM Australia dan Wakil Konflik Terbuka Soal Perselingkuhan
"Saya akan mengatakan pada Senin pagi di ruang partai bahwa saya akan mundur sebagai pimpinan Partai Nasional dan deputi pimpinan Australia," kata Joyce.
Partai Nasional merupakan anggota koalisi dari Partai Liberal Australia, yang menyokong PM Turnbull. Joyce dikabarkan bakal segera menimang anak dari bekas sekretaris media yang terlibat hubungan seksual dengannya.
Hubungan Joyce memburuk dengan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, yang mengkritik perbuatan perselingkuhan itu. Turnbull menyebut affair Joyce sebagai 'keputusan buruk yang mengejutkan' pada pekan lalu. Joyce menyebut kritik Turnbull itu sebagai menunjukkan ketidak-mampuan.
Media Reuters melansir, Joyce merupakan seorang penganut Katolik, yang telah menikah selama 24 tahun. Joyce tercatat kerap berkampanye mengenai nilai-nilai keluarga.
Joyce mengumumkan pengunduran dirinya ini sambil mengenakan topi khas Akubra, yang biasa dipakai orang-orang pedesaan di Australia. Dia memiliki basis penduduk desa konservatif. Dia berbicara di kota Armidale, sebuah kota pertanian yang terletak sekitar 485 kilometer di sebelah timur laut Sydney.
Sekitar dua per tiga warga Australia meminta Joyce mundur terkait skandal seksualnya ini berdasarkan hasil jajak pendapatyang digelar Newspoll.
Nama Joyce sempat muncul ke permukaan pada 2015 saat dia mendeportasi dua ekor anjing milik aktor Hollywood, Johny Depp, karena tidak dilengkapi dokumen saat tiba di Australia. Peristiwa ini dikenal dengan istilah 'war on terrier'.