Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pasien Kanker Ini Melelang Momen Menyaksikan Hari-hari Terakhirnya sampai Maut Menjemput

Pasien kanker ini ingin memperlihatkan emosi dan beban psikologi hidup seseorang menjelang ajal karena mengalami penyakit yang tak bisa disembuhkan.

26 Agustus 2024 | 15.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Emily Lahey, 32 tahun, warga Melbourne yang sedang berjuang melawan penyakit karsinoma NUT, membuat geger dengan melelang momen-momen sisa masa hidupnya yang diberinya judul ‘Time to Live.’ Karsinoma NUT adalah penyakit kanker yang langka dan agresif, yang secara prognosis Lahey awalnya diperkirakan dokter hanya bisa bertahan enam sampai sembilan bulan ke depan.     

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada pekan ini, Lahey melelang momen-momen di akhir hayatnya yang tersisa ke orang asing di Sydney yang diklaimnya sebagai pertunjukan seni berjudul ‘Time to Live’. Langkah Lahey ini pun sontak menarik perhatian. Lahey mengatakan tujuannya melakukan hal ini untuk memperlihatkan emosi dan beban psikologi hidup seseorang menjelang ajal karena mengalami penyakit yang tak bisa disembuhkan lagi atau terminal illness.  Selain itu, cara ini juga untuk ‘mengajarkan’ pada seseorang cara memberi dukungan pada orang dengan terminal illness serta menggaris bawahi perlunya riset berkelanjutan dibidang penyakit kanker. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lahey didiagnosis sakit kanker saat usianya 27 tahun. Vonis itu mengejutkannya karena saat itu dia merasa sangat bugar dengan olahraga lari 5 kilo – 10 kilometer setiap hari. “Saya tidak pernah berfikir ada kemungkinan saya terkena penyakit kanker,” ujarnya dalam wawancara dengan 7 News.com.au 

Awalnya, Lahey mengalami sakit sinusitis dan sakit kepala sampai akhirnya dia merasa kehilangan pandangan pada salah satu matanya. Dokter lalu menemukan ada sebuah tumor yang ukurannya sebesar bola kasti yang berlokasi di sinus dan tulang tengkoraknya. Kanker yang dialami Lahey ini sangat langka sehingga tidak mempan dengan perawatan standar seperti kemoterapi sehingga tim medis yang menanganinya sempat hilang arah bagaimana menangani penyakit langka ini.   

Tes geneitk akan memungkinkan Lahey menjalani sebuah perawatan yang bersifat eksperimen yang disebut bernama penghambat BET, namun itu baru bisa dilakukan kalau kondisinya memburuk agar bisa memenuhi syarat mengikuti program khusus pemerintah. Saat ini, tim dokter tak bisa memproyeksi berapa lama Lahey akan bertahan hidup. 

Lahey mensyukuri setiap waktu tersisa yang dia punya saat ini. Baginya hidup dengan terminal illness rasanya seperti rollercoaster. Ada masanya dia terseok-seok menjalani hari, namun ada kalanya dia mendapatkan rasa percaya diri bisa berumur panjang. 

Menurut Australian Institute of Health and Welfare (AIHW), kanker adalah penyakit mematikan nomor satu di Australia. Lahey mengingatkan kanker adalah penyakit yang bukan hanya berdampak pada si pasien, tetapi juga keluarganya – orang-orang yang dicintai. “Waktu adalah hal yang sangat berharga. Kanker bisa memakan banyak waktu mu,”kata Lahey. 

Sumber: NDTV.com 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus