Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk mempertahankan berbagai ekspresi solidaritas, dan menyoroti bahwa lebih dari 21.000 orang telah terbunuh di Gaza sejauh ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan, Selasa, 26 Desember 2023, menekankan posisi tegas gerakan tersebut pada "kebutuhan mendesak untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami," mengungkapkan bahwa Hamas menerima proposal dari beberapa negara mengenai pertempuran melawan pasukan pendudukan Israel di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamdan menekankan, “Rakyat kami tidak menantikan jeda temporer yang akan dilanggar pendudukan dengan kekejaman tambahan terhadap warga sipil; alih-alih, mereka menginginkan penghentian agresi secara komprehensif.”
Di bagian lain pidatonya, ia menuduh pemerintah AS sebagai pihak yang “mengatur agresi” dan menekankan bahwa “tangan Presiden AS Joe Biden berlumuran darah anak-anak Gaza.”
Dia menganggap eskalasi AS di Laut Merah sebagai “upaya terang-terangan Washington untuk melindungi pendudukan dan membiarkannya terus melakukan perang genosida,” dan menunjukkan bahwa eskalasi AS mewakili strategi komprehensif untuk memperluas cakupan serangan.
Hamdan juga memuji sikap gerakan Ansar Allah di Yaman dalam mendukung saudara-saudaranya di Gaza dan gerakan solidaritas global pro-Palestina yang sedang berlangsung.
Lebih jauh lagi, pejabat tinggi Hamas mendesak masyarakat di seluruh dunia untuk mempertahankan berbagai ekspresi solidaritas, dan menyoroti bahwa lebih dari 21.000 orang telah terbunuh sejauh ini akibat agresi Israel di Gaza.
Hamdan menyampaikan penghargaan atas dukungan negara-negara Eropa tertentu yang mengutuk tindakan pendudukan Israel, dan menyerukan mereka untuk mengambil sikap bersatu di bawah Uni Eropa untuk menghentikan agresi tersebut. Pada saat yang sama, ia memperingatkan negara-negara agar tidak ikut serta dalam skema “migrasi sukarela” yang dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap warga Gaza.
Hamdan mengutuk "pembunuhan pengecut" terhadap penasihat militer Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Seyyed Razi Mousavi, yang menjadi martir dalam serangan udara Israel di ibu kota Suriah, Damaskus, pada Senin.
Ia juga mengecam agresi yang menargetkan markas besar Perlawanan Irak di Irak, dan menekankan bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghalangi Perlawanan Irak dalam menjalankan tugasnya di Gaza.
Hamdan juga mengatakan, pada Sabtu, bahwa pendudukan Israel gagal mencapai tujuan agresi mereka di Jalur Gaza, dan rezimnya saat ini terjebak dalam perang yang tidak akan berakhir karena pasukannya mengalami kerugian besar dan tentaranya melarikan diri dari medan perang.
Hamdan menyimpulkan dengan menggarisbawahi bahwa para martir dan korban jiwa di Palestina bukanlah sekadar statistik; "mereka adalah individu yang memiliki harapan dan impian."
AL MAYADEEN