Pemakaman Umum Al Oud di Riyah, Kuburan Raja-Raja Arab Saudi

TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Inggris punya Westminster Abbey sebagai tempat pemakaman  ratu dan raja, serta orang-orang penting lainnya. Disebutkan, total tak kurang dari 30 raja dan ratu yang bersemayam di sana.

Lain Kerajaan Inggris, lain pula Kerajaan Arab Saudi yang mempunyai pemakaman anggota keluarga raja, di Pemakaman Umum Al Oud, Riyadh.

Pemakaman Al Oud di Riyadh

Pemakaman Al Oud adalah pemakaman umum di al-Oud, Riyadh, Arab Saudi. Pemakaman ini dikenal sebagai tempat peristirahatan banyak raja, putra mahkota, dan bangsawan, serta ulama dari negara itu. Pemakaman Oud mencakup enam raja Kerajaan Arab Saudi sejak Raja Abdulaziz yang meninggal pada 1953. Termasuk setelahnya yaitu Raja Saud pada 1964, Raja Faisal pada 1975, Raja Khaled pada 1982, Raja Fahd pada 2005, dan Raja Abdullah pada 2015.

Pemakaman ini terletak di selatan Riyadh, tepatnya di Jalan Al-Batha, salah satu jalan tertua di ibu kota. Jaraknya sekitar dua setengah kilometer dari masjid Imam Turki bin Abdullah. Luas kuburan mencapai sembilan puluh ribu meter persegi, dan dianggap sebagai salah satu kuburan terbesar di Arab Saudi. Orang-orang mengunjungi pemakaman ini untuk menghormati orang yang telah meninggal yang dikubur di sana.

Menurut dokumen dan wasiat yang disimpan oleh sejarawan sekaligus peneliti yang mengkhususkan diri dalam sejarah dan geografi wilayah Riyadh, Rashid Asaker, masyarakat Riyadh mulai menguburkan orang meninggal di pemakaman Oud dimulai setelah pemakaman Shalaqa di sisi utara Riyadh Lama penuh. Sejak saat itu, pemakaman kemudian beralih di Oud. Menurut Asaker, pendiri negara Saudi, Imam Turki bin Abdullah adalah raja terakhir yang dimakamkan di Shalaka.

Kemudian, penerus Imam Turki bin Abdullah, yaitu Imam Faisal bin Turki yang meninggal pada 1865 kemudian dimakamkan di Oud. Bahkan, ada pula yang menyebut, makam tersebut salah satu kuburan pertama. Raja-raja berikutnya juga dimakamkan di pemakaman Oud, yaitu Imam Abdullah bin Faisal bin Turki Al Saud pada 1889, dan Imam Abdul Rahman bin Faisal bin Turki Al Saud pada 1927.