Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pembantaian dalam Persaingan Uganda-Rwanda

13 April 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WAJAH kepala suku Hema, Kpadhingo Londri, terlihat kuyu setelah istri dan tiga anaknya yang masih kecil dibantai bak binatang. Inilah kekerasan yang paling mengerikan selama empat setengah tahun perang sipil di Kongo. Sekitar 1.000 orang penduduk di Kota Drodo dan 14 desa dekat Bunia, ibu kota Provinsi Ituri, tewas dibantai oleh suku Lendu, akhir Maret lalu. "Mereka membantai rakyat saya. Mereka menggorok leher dan menyayat kepala. Penduduk dibunuh seperti sapi," ujar Londri marah. Londri selamat karena pada saat penyerbuan tak berada di rumah. Menjelang malam, suku Lendu menyerang desa yang dihuni suku Hema dengan menggunakan senjata api, pisau, tombak, dan anak panah. Sekitar 50 orang selamat dari kematian, tapi dengan luka bacokan dan sayatan yang dalam di kepala dan tangan. "Apa yang kami lihat adalah kuburan massal yang masih baru," kata Behrooz Sadry, pejabat senior PBB di Kongo. Mayoritas penduduk Drodo adalah suku Hema yang terlibat konflik dengan suku Lendu beberapa bulan belakangan ini. Konflik bersumber pada persaingan di antara kedua suku dan keduanya kemudian menemukan pelindung dalam konflik politik yang lebih luas. Dua negara tetangga Kongo, Rwanda dan Uganda, terlibat dalam konflik antara milisi Hema dan milisi Lendu. Semula kedua negara itu mendukung pemberontakan untuk mendongkel Presiden Laurent Kabila, tapi pemberontak pecah menjadi dua kubu, yakni Gerakan Pembebasan Kongo (MLC), yang didukung Uganda, dan Bersatu untuk Demokrasi Kongo (RCD), yang didukung Rwanda. Suku Hema dan suku Lendu juga terbelah dalam konflik yang melibatkan Rwanda dan Uganda. Persaingan Rwanda dan Uganda meletupkan perang saudara di Kongo pada 1999. Hingga kini, menurut catatan Komite Penyelamat Internasional, sebuah lembaga bantuan, lebih dari 3,3 juta rakyat Kongo tewas selama empat tahun kekacauan perang saudara. Rwanda memang sudah menarik tentaranya dari Kongo pada Oktober tahun silam. Tapi tentara Uganda yang masih bertahan di Provinsi Ituri dikhawatirkan akan mengundang kembali tentara Rwanda masuk ke Kongo. RFX (The Guardian, Reuters, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus