Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pemerintahan Trump Tahan Pemimpin Protes Mahasiswa pro-Palestina

Petugas imigrasi Amerika Serikat menangkap seorang pemimpin protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas Columbia

10 Maret 2025 | 18.30 WIB

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Perbesar
Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Petugas imigrasi Amerika Serikat (ICE) menangkap seorang pemimpin protes di Universitas Columbia yang menentang genosida Israel di Gaza, kata pihak berwenang Ahad. Ini setelah Presiden Donald Trump bersumpah untuk mendeportasi demonstran mahasiswa asing pro-Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahmoud Khalil, salah satu wajah paling menonjol dari gerakan protes universitas yang meletus sebagai tanggapan atas genosida Israel, ditangkap pada Ahad, kata Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) di X seperti dilansir Al Arabiya dan Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Khalil telah menjadi salah satu negosiator utama dengan administrator sekolah atas nama pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina. Beberapa di antara mereka mendirikan perkemahan di halaman Columbia tahun lalu dan menguasai gedung akademik selama beberapa jam pada April sebelum polisi memasuki kampus untuk menangkap mereka.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters beberapa jam sebelum penangkapannya pada Sabtu, Khalil mengatakan khawatir menjadi sasaran pemerintahan Trump karena berbicara kepada media.

Khalil tidak termasuk dalam kelompok yang menduduki gedung itu, tetapi menjadi mediator antara rektor Columbia dan pengunjuk rasa.

Badan itu mengatakan tindakan itu diambil "untuk mendukung perintah eksekutif Presiden Trump yang melarang anti-Semitisme, dan berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri."

Serikat Mahasiswa Columbia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Khalil telah ditahan sejak Sabtu. Mereka menggambarkannya sebagai "lulusan Columbia asal Palestina baru-baru ini dan negosiator utama untuk perkemahan solidaritas Gaza musim semi lalu."

Kampus-kampus AS termasuk Columbia di New York diguncang oleh protes mahasiswa terhadap perang Israel di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Demonstrasi ini diklaim oleh pendukung Israel sebagai anti-Semitisme.

Protes, beberapa di antaranya berubah menjadi kekerasan karena provokasi mahasiswa pro-Israel, serta gedung kampus diduduki dan kuliah terganggu.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menulis di X bahwa "kami akan mencabut visa dan/atau kartu hijau pendukung Hamas di Amerika sehingga mereka dapat dideportasi."

Khalil, yang masih dalam tahanan penegakan imigrasi, memegang kartu tempat tinggal permanen atau green card pada saat penangkapannya. Hal ini mendorong ribuan orang untuk menandatangani petisi yang menyerukan pembebasannya, tambah pernyataan serikat mahasiswa.

"Kami juga mengetahui beberapa laporan tentang agen Imigrasi dan Bea Cukai yang mengakses atau mencoba mengakses gedung kampus Columbia pada Jumat dan Sabtu, termasuk asrama sarjana," kata serikat pekerja itu.

Universitas Columbia tidak secara langsung membahas penangkapan Khalil, tetapi dalam sebuah pernyataan mengakui "ada laporan tentang ICE di jalan-jalan di sekitar kampus."

"Universitas Columbia telah dan akan terus mengikuti hukum. Konsisten dengan praktik lama kami dan praktik kota dan institusi di seluruh negeri, penegak hukum harus memiliki surat perintah pengadilan untuk memasuki area Universitas non-publik, termasuk gedung Universitas," kata Columbia.

Dalam postingannya di X, DHS mengatakan Khalil "memimpin kegiatan yang selaras dengan Hamas, organisasi teroris dalam daftar pemerintah," tanpa rincian lebih lanjut.

Trump mengecam gerakan protes mahasiswa yang terkait dengan genosida Israel di Gaza, dan bersumpah untuk mendeportasi mahasiswa asing yang ikut berdemonstrasi.

Dia juga mengancam akan memotong dana federal untuk lembaga-lembaga yang menurutnya tidak berbuat cukup untuk memerangi anti-Semitisme, termasuk aksi protes anti-Israel.

Pemerintahannya mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka memotong US$400 juta dalam hibah federal untuk Universitas Columbia, menuduhnya gagal melindungi mahasiswa Yahudi dari pelecehan.

"Apa lagi yang bisa dilakukan Universitas Columbia untuk menenangkan Kongres atau pemerintah sekarang?" Khalil mengatakan sebelum penangkapannya kepada Reuters. Ia mencatat bahwa Columbia telah dua kali memanggil polisi untuk menangkap pengunjuk rasa dan telah mendisiplinkan banyak mahasiswa dan staf pro-Palestina hingga menangguhkan beberapa orang.

"Mereka pada dasarnya membungkam siapa pun yang mendukung Palestina di kampus dan ini tidak cukup. Jelas Trump menggunakan para pengunjuk rasa sebagai kambing hitam untuk agenda yang lebih luas untuk memperjuangkan dan menyerang pendidikan tinggi dan sistem pendidikan Ivy League."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus