Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss bersiap menghadapi putaran kedua pemilu Perdana Menteri Inggris yang akan diselenggarakan pada Kamis, 14 Juli 2022 waktu setempat. Truss berjanji akan mengambil keputusan yang tegas dan menumbuhkan perekonomian Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pemilu putaran pertama pada Rabu, 13 Juli 2022 yang dilakukan oleh politikus Partai Konservatif Inggris, Truss ada di urutan ketiga. Sedangkan di urutan pertama adalah mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dan urutan kedua Menteri Perdagangan Inggris Penny Mordaunt.
“Saya siap untuk menjadi Perdana Menteri suatu hari nanti. Saya bisa memimpin, membuat keputusan yang tegas dan membuat pergerakan,” kata Truss, yang sedang meluncurkan kampanye resminya.
Matahari terbit di atas Gedung Parlemen di London, Inggris 9 Juni 2017. [REUTERS / Hannah McKay]
Truss berjanji akan mendukung Inggris menghadapi tekanan naiknya biaya hidup dengan menaikkan uang bantuan langsung tunai, yang diberlakukan pada April 2022 lalu. Bukan hanya itu, dia juga akan menurunkan pajak usaha dan melakukan reformasi ekonomi.
“Saya sudah punya sebuah rencana untuk membuat pertumbuhan ekonomi Inggris meningkat melalui reformasi yang berani,” kata Truss.
Dalam pemilihan Perdana Menteri pada Kamis, 14 Juli 2022, kandidat yang mendapatkan suara paling sedikit akan tereleminasi. Total hanya dua kandidat yang akan dipilih oleh politikus Partai Konservatif di parlemen pada putaran akhir pada 21 Juli 2022.
Partai Konservatif adalah partai berkuasa di Inggris saat ini dan terbesar. Perdana Menteri Inggris terpilih akan diumumkan secara resmi pada 5 September 2022.
Kamis, 7 Juli 2022, Perdana Menteri Johnson mengumumkan pengunduran diri dari kursi perdana menteri. Pengunduran diri Boris ini ditengarai oleh seruan dari menteri-menteri dan anggota parlemen dalam Partai Konservatif.
Johnson mundur setelah delapan menteri, termasuk dua sekretaris negara, mengundurkan diri dalam tempo dua jam. Hal ini membuat Johnson terisolasi dan tidak berdaya sehingga dia segera jatuh dari kursi jabatannya
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.