Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik merk Marlboro, Philip Morris International, mengatakan bakal menghentikan penjualan rokok Marlboro di Inggris per 2030. Hal itu mereka lakukan agar sejalan dengan permohonan penghentian perdagangan produk tembakau di Inggris.
Keputusan itu sendiri menyusul berkurangnya angka perokok di Inggris. Sejak tahun 2016, Inggris kian gencar menurunkan ketergantungan warganya terhadap rokok, termasuk menjual rokok dengan kemasan polos agar tidak menarik perhatian.
"Inggris perlu memperlakukan rokok seperti mobil berbahan bakar bensin yang akan dilarang per 2030. Kami bisa membayangkan masa depan tanpa rokok," ujar CEo Philip Morris International, Jacek Olczak, dikutip dari CNN, Selasa, 27 Juli 2021.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Presiden bidang Komunikasi Strategis dan Ilmiah Philip Morris International, Moira Gilchrist. Gilchrist berkata, perusahaannya sudah menyiapkan rencana untuk menghentikan penjualan rokok di Inggris secara bertahap. Jika semua berjalan sesuai rencana, semua akan beres dalam 10 tahun.
Beberapa tahun terakhir, Philip Morris International telah menginvestasikan US$8 miliar untuk menggenjot riset dan pengembangan produk alternatif rokok. Salah satu hasilnya adalah produk IQOS di mana tembakau tidak dibakar, tetapi hanya dipanaskan.
Baru-baru ini, Philip Morris juga menginvestasikan US$1,2 miliar untuk membeli produsen inhaler Inggris, Vectura. Hal itu, menurut keterangan Philip Morris, merupakan bagian dari kampanye "Beyond Nicotine" mereka.
"Berhenti merokok adalah jalan terbaik. Namun, bagi yang tidak bisa, sains dan teknologi memungkinkan kami untuk membuat produk alternatif rokok," ujar Gilchrist. Gilchrist menambahkan, Philip Morris ingin 50 persen pendapatan bersih mereka ke depannya datang dari produk non rokok. Targetnya, itu tercapai dalam 4 tahun.
Para aktivis skeptis dengan pernyataan Philip Morris. Mereka ragu karena walaupun Philip Morris menghentikan penjualan rokok di Inggris, komitmen mereka untuk di negara lain juga patut dipantau.
"Philip Morris mengklaim mereka ingin rokok berhenti dikonsumsi beberapa tahun dari sekarang. Namun, bagaimana cara merespon klaim dari sebuah perusahaan yang menjual lebih dari 1 per 10 rokok di dunia," ujar CEO Action on Smoking and Health, Deborah Arnott.
Arnott menyarankan Philip Morris International juga mendanai kampanye anti-rokok pemerintah jika memang serius ingin menghentikan peredaran rokok.
Menurut keterangan WHO, rokok membunuh lebih dari 8 juta prang per tahun. Mereka yang meninggal akibat COVID-19 per berita ini ditulis mengcover separuhnya, 4,1 juta, sebagai perbandingan.
Baca juga: Besarnya Risiko Covid-19 pada Pengisap Rokok Elektrik
CNN | ISTMAN MP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini