BERGELAR Huagan Siou -- pemimpin agung -- Datuk Joseph Pairin Kitingan, 46, adalah ketua menteri yang pertama berasal dari suku Dayak Kadazan. Bekas pengacara ini pernah menuntut ilmu hukum di Universitas Australia Selatan dan karier politiknya justru dimulai sebagai pendiri Berjaya. Pairin bahkan sempat menjadi Wapres Berjaya dan menjabat menteri dalam Kabinet Datuk Harris. Tapi Agustus 1984, sesudah bersilang pendapat dengan Harris, ia keluar dari partai itu. Pairin lalu mendirikan PBS, hanya 47 hari sebelum pemilu. Inilah jalan pintas yang kemudian membawa Pairin ke kemenangan dan merebut posisi orang nomor satu di Sabah. Tapi kemenangan itu cuma awal pertarungan politik yang berkepanjangan. Sebagai Ketua Menteri, ia tidak dapat bekerja dengan tenang. Keabsahannya digugat Tun Datuk Mustapha, 68, ketua partai oposisi USNO. Mustapha menuntut agar Pairin tidak dibenarkan menjalankan tugas sehari-hari. Aksi protesnya ini diwarnai oleh ledakan bom, intimidasi, dan demonstrasi. Untuk itu ia menggerakkan warga Muslim yang merasa "ditindas" oleh pemerintahan Pairin yang beragama Katolik. Dalam keterangan pada TEMPO, tokoh PBS itu menyangkal bahwa partainya anti-Islam. "Itu tidak benar," katanya. "Saya sendiri punya saudara orang Islam." Untuk membuktikan ucapannya, Pairin bertindak kongkret. Ia mengangkat dua menteri Muslim untuk memperkuat kabinetnya yang beranggotakan delapan orang. Tapi kedua tokoh pilihannya itu ditolak karena dianggap tidak memenuhi syarat. Soalnya, yang seorang keturunan Eropa dan yang satu lagi anggota Ahmadyah Qadian, mazhab yang berada di luar ummat. Kunjungan Pairin ke Kuala Lumpur, untuk menghadiri MTQ di sana, juga tidak berhasil meyakinkan pemerintah pusat akan ketulusan sikapnya. PBS sampai kini dianggap tidak merangkul semua kelompok etnis yang ada di Sabah, hingga ditolak untuk menjadi anggota koalisi Barisan Nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini