RICHARD Allen, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Reagan,
pernah menerima uang US$1.000 dari wartawan majalah wanita
Shufuo-Tomo (Jepang). Kemudian nona Fuyuko Kamisaka dan temannya
(21 Januari) berhasil mewawancarai Nancy Reagan, istri Presiden.
Kasus ini terungkap pertengahan November lalu. Akibatnya, Allen
dicurigai. Dan pers Amerika menghebohkan persoalannya.
Menurut Allen, uang itu sesungguhnya harus diserahkan pada Nancy
sebagai ucapan terima kasih. Di Jepang, wartawan sudah biasa
memberikan imbalan pada sumber berita. Tapi di AS, hal itu
dianggap kurang wajar. Maka Allen "mencegat" uang itu, kemudian
menyimpannya dalam sebuah peti hingsa terlupakan.
Sesungguhnya, menurut Allen, dia bermaksud mengembalikan uang
itu. Departemen Kehakiman mempercayai yengakuan itu. "Allen
tidak bermaksud menguasai uang itu untuk kepentingan
pribadinya," ujar instansi tersebut pekan lalu.
Fuyuko Kamisaka, salah seorang wartawan yang mewawancarai Nancy,
membenarkan versi itu. Nona Chizuko Takase, penerjemah,
menyerahkan amplop cokelat berisi 10 helai lembaran US$ 100
kepada Allen. "Tapi Allen mengatakan kepada kami bahwa karena
dia adalah penasihat kepresidenan, maka dia tak bisa menerima
pemberian itu," kata Kamisaka. "Dia kemudian menyatakan ingin
mendermakan pemberian tersebut." Sebagai bukti, demikian
Kamisaka, Allen juga akan mengirimkan lembar kwitansi
penyerahan. Toh sampai kasus itu terungkap, dia tak menerima
sehelai pun kwitansi yang dijanjikan.
Ada tuduhan bahwa amplop itu sesungguhnya berisi uang kontan US$
10 ribu "Saya yakin amplop itu isinya cuma US$ 1.000. Kalau
honorariumnya melebihi US$ 1.000 wawancara akan kami batalkan,"
kata Kamisaka.
Banyak kesaksian lain membela Allen. Akhirnya pekan lalu
Departemen Kehakiman AS, sesudah mewawancarai 36 orang di AS
maupun Jepang, menyatakan Allen tidak terbukti bersalah
sehubungan dengan US$ 1.000 itu.
Di Kota Arlington, Virginia, Allen. menyambut hasil penyelidikan
itu dengan rasa "sangat gembira". Tapi apakah dia akan segera
kembali ke Gedung Putih? Hal itu "akan sangat tergantung pada
sejawat saya di Gedung Putih," katanya. Allen semula (29
November) terpaksa mengajukan permintaan "meninggalkan jabatan"
sementara Departemen Kehakiman masih memeriksa kasusnya. Tanpa
banyak komentar Presiden Reagan mengabulkannya.
Sekalipun pemeriksaan telah dihentikan, demikian Edwin Meese,
Penasihat Presiden, hasil laporan Departemen Kehakiman tak cukup
menjamin Allen bisa kembali bekerja. "Kami akan melihat seluruh
persoalan yang dihadapinya (sebelum menerima Allen kembali),"
tambah Meese.
Allen memang masih harus menghadapi tuduhan bahwa ia menerima
dua jam tangan, juga dari Shufi-no-Tomo. Menurut Mainichi
Shimbun (Tokyo), selain dua jam tangan, Allen juga menerima
sejumlah bingkisan lain.
Presiden Potomac
Juga pernah Allen dituduh menyalahgunakan jabatannya untuk
mencari keuntungan pribadi ketika bekerja di bawah pemerintahan
Presiden Nixon. Tuduhan bertubi-tubi di berbagai media cetak
tadi menyebabkan Allen mengundurkan diri sebagai penasihat
urusan luar negeri untuk kampanye Reagan waktu itu.
Tuduhan paling berat yang harus dihadapinya adalah berkaitan
dengan penjualan Potomac International Corp. Perusahaan
konsultasi milik pribadi itu, menurut cerita Allen, dijual
kepada Peter D. Hannaford, pemilik firma konsultasi Hannaford Co
Inc, pada 18 Januari 1978. Tapi, menurut Hannaford, bekas
penulis pidato Reagan sewaktu kampanye presiden, Potomac
dibelinya baru Januari lalu--dua hari menjelang pelantikan
Reagan.
Belakangan Allen meluruskan kekeliruannya. "Sesungguhnya saya
menjadi Preslden Potomac International Corp hingga Januari 1981,
bukan Januari 1978 seperti pernyataan saya terdahulu," katanya.
Kendati perusahaan itu sudah dijual, demikian tuduhan, Allen
setiap bulannya masih menerima imbalan dari sana. Bahkan selama
di Gedung Putih, dia didakwa masih melanjutkan sejumlah
pertemuan, dan memberikan nasihat pada (bekas) kliennya. Jumlah
imbalan yang diterimanya ditaksir meliputi US$ 100 ribu, dan US$
250 ribu.
Menghadapi semua tuduhan yang hampir meyakinkan itu, Allen
tampaknya tak akan bisa segera diterima kembali di Gedung Putih.
Citranya sudah rusak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini