GELOMBANG demonstrasi muncul kembali di berbagai kota di Eropa
Barat. Puluhan ribu kaum muda berarak menuju jantung kota sambil
membawa berbagai slogan menentang upaya AS dan Uni Soviet
menjadikan Eropa sebagai gelanggang kekuatan senjata nuklir.
Bahkan di Bukarest, ibukota Rumania sekitar 300 ribu demonstran
berkumpui dengan riuh sambil mendengarkan pidato Presiden
Nikolai Ceausescu. "Kami harus menghentikan mereka (AS dan
Soviet) yang mempersiapkan perang nuklir sebelum terlambat,"
serunya. "Eropa akan kuat jika bersatu melawan ancaman yang
dihadapi bersama"
Demonstrasi yang terjadi serempak Sabtu lalu itu turut mewarnai
pertemuan antara delegasi AS (dipimpin Paul H. Nitze, 74 tahun)
dan deleasi Soviet (dipimpin Yuli Kvitsinsky, 45 tahun) di
Jenewa. Dalam pertemuan bilateral itu (dimulai awal Desember),
usul Presiden Ronald Reagan yang terkenal, tengah dlbahas.
Berpidato (18 November) di National Press Club Washington,
Reagan menawarkan empat butir rencana membebaskan kawasan Eropa
dari bahaya perang nuklir. Inti tawaran itu dikenal di kalangan
diplomat sebagai zero opton. Yang terpenting, dan mendapat
perhatian utama, usul membongkar 635 peluru kendali jarak
menengah (IRBM) SS-20, SS-4 Sandal, dan SS-5 Skean. Jika Soviet
mau membongkar seluruh peluru kendali berkepala nuklir itu, AS
akan membatalkan rencana menempatkan 572 jenis cruise dan
Pershing-2.
Pakta Warsawa kini punya kekuatan yang jauh lebih unggul
daripada NATO. Tanpa menghitung kekuatan Inggris dan Prancis,
Reagan mengungkapkan bahwa kondisi senjata nuklir Pakta Warsawa
dan NATO kini enam lawan satu.
Ada kekhawatiran, jika tak segera dikendalikan, Eropa akan jadi
gelanggang kekuatan nuklir (theatre nuclear forces).
Di pertemuan para menteri pertahanan NATO (Oktober) di
Gleneagles (Inggris), gagasan zero opton itu pernah pula
dibicarakan. Juga ketika Presiden Soviet Leonid Brezhnev (23 -
25 NOvember) mengunjungi Bonn, usul itu juga dibahas bersama
Kanselir Jerman Barat Helmut Schmidt. Sebelumnya, Schmidt
menerima kunjungan PM Inggris Margaret Thatcher. Dengan terbuka
Schmrdt menilai gagasan Reagan tersebut merupakan suatu "dasar
kuat untuk menyelenggarakan pembicaraan" dengan Brezhnev. Tapi
sperti sudah diduga, Moskow menolak tawaran tadi.
Menurut Brezhnev, penempatan SS-20 menggantikan SS4 Sandal
(mulai dipasang 1959), dan SS-5 Skean (dipasang 1961)
dimaksudkan untuk menandingi kekuatan pesawat pengebom NATO.
Kekuatan NATO dibanding Pakta Warsawa, demikian versi pemimpin
Soviet itu, adalah 986 lawan 975 pesawat pengebom. Sedangkan,
menurut International Institute for Strategic Studies (London),
perbandinannya adalah 1.170 (NATO) laan 3.095 (Pakta Warsawa).
Walaupun semua senjata nuklir dilucuti, baik yang strategis
(peluru kendali antarbenua, ICBM) maupun taktis (peluru kendali
jarak menengah, IRBM), Pakta Warsawa tetap akan unggul dalam
kekuatan senjata konvensional. Misalnya, NATO hanya punya 17
ribu tank tempur utama dibanding Pakta Warsawa punya 26 ribu
lebih di gelanggang Eropa. Merasa kekuatan konvensionalnya
lemah, Reagan menawarkan pula perundingan tahun depan mengenai
senjata strategis ICBM dan pesawat pengebom jarak jauh.
Pembicaraan ini, katanya, tidak hanya bertolak pada pembatasan,
tapi justru pada upaya pengurangan Karenanya, Reagan menyebut
hal itu sebagai START (Strategic Arms Reduction Talk) bukan SALT
(Strategic Arrns Limitation Talk).
Sementara itu gagasan (zero opton) Reagan, menurut koran
Pravda, hanyalah merupakan "aksi propaganda belaka". Juga media
Soviet lainnya, mingguan Literaturnya Gazeta, menganggapnya
suatu "tipu muslihat" Washington mengelabui rakyat Eropa. Sikap
keras Moskow tersebut ditampilkan Brezhnev di Bonn.
Sebaliknya Schmidt mengatakan bahwa sebagian besar dari 250
SS-20 itu -- dengan 750 kepala nuklir--seolah ditujukan ke
sejumlah kota Jerman Barat. "Yang terhormat saudara sekretaris
jenderal, saya tidak pernah berpikir anda akan memijat tombol
(senjata nuklir), tapi kehadiran senjata itu jelas membawa
akibat luas," kata Schmidt pada Brezhnev.
Sesudah pembicaraannya dengan Brezhnev, Schmidt menelepon
Reagan. Selama 20 menit keduanya bercakap-cakap. Informasi dari
Bonn itu tentu jadi bahan untuk delegasi Amerika yang juga akan
menawarkan pengurangan senjata nuklir jarak pendek dalam
pertemuan dengan delegasi Soviet di Jenewa pekan ini. AS akan
mengusulkan agar Soviet membekukan penempatan peluru kendali
berdaya tembak 320km SS-21, SS-22, dan SS-23. Sebagai
balasannya, AS juga akan membekukan penempatan peluru kendali
Pershing-1 (berdaya tembak 640 km), dan Lance (berdaya tembak 90
km).
Moskow dikabarkan setuju dalam perundingan di Jenewa itu tidak
memasukkan kekuatan Inggris dan Prancis. AS memang sudah sejak
semula keberatan, jika senjata nuklir Prancis--yang tak masuk
dalam NATO --juga diperhitungkan.
Namun Yuli Kvitsinsky, yang memimpin delegasi Soviet hanya
mengulangi pernyataan Brezhnev. Soviet, katanya, bersedia
menghapuskan semua jenis senjata nuklir jarak menengah, jika AS
juga berbuat serupa. Dengan hati-hati, Paul H. Nitze, yang
memimpin delegasi AS mengomentari. "Jika kami mampu melakukannya
(menghapuskan semua jenis senjata nuklir jarak menengah), itu
akan merupakan sukses besar."
Presiden Reagan kabarnya berpesan kepada Nitze agar tidak mundur
(mengalah) terhadap desakan Soviet. Pemerintahan Reagan "tidak
akan mengulangi kesalahan" seperti dilakukan Carter ketika
menerima rencana SALT II yang ditolak Senat, demikian Richard
Perle, Asisten Menteri Pertahanan AS.
Dan di luar dugaan, jurubicara kedua delegasi menolak berbicara
pada pers. Kesimpangsiuran pendapat, yang semula dikurip pers,
sempat menimbulkan ketegangan.
Sementara itu di Bonn, Kanselir Schmidt kembali mengingatkan
bahwa dia akan segera menerima peluru kendali Cruise dan
Pershing-2 AS, jika pertemuan di Jenewa gagal. "Dalam hubungan
ini, saya memperingatkan (Brezhnev) akan kekeliruannya menilai
gerakan perdamaian (demonstrasi) di Eropa Barat," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini