Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pengakuan mao zedong

Harian rakyat mengutip pengakuan mao "gagal" memimpin cina. ia mengomandokan kolektivitas & revolusi kebudayaan. pernyataannya terbetik saat tanya jawab dengan pahlawan perang inggris bernard montgomery.

7 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMPAI Mao meninggal, ia seolah dewa yang tak pernah bisa salah. Dan ia selalu meyakinkan rakyatnya bahwa Cina punya segalanya dan siap membangun kemakmuran buat semua. Bila kemudian musuh-musuhnya melontarkan kritik, setelah Mao meninggal, itu biasa. Tapi sebuah tulisan yang menyiratkan bahwa Mao sendiri mengakui telah "gagal" memimpin Cina, itulah yang mengejutkan. Tulisan itu baru-baru ini diturunkan oleh Harian Rakyat, Senin pekan lalu. "Partai Komunis Cina kurang pengalaman untuk mengatasi permasalahan yang begitu besar. Setelah berperang selama berpuluh-puluh tahun, Cina telah menjadi hanya reruntuhan. Kami menghadapi banyak persoalan di bidang industri dan pertanian, tapi kami tak punya pengalaman," itulah antara lain kata Mao. Tulisan tersebut dikeluarkan untuk memperingati hari kelahiran ke-95 orang yang membawa komunisme ke puncak kemenangan di Cina. Sebenarnya, tulisan tersebut dalam bentuk tanya jawab antara Mao dan pahlawan Perang Dunia II Inggris, Marsekal Bernard Montgomery, pada 1961. Dalam percakapan itu Mao mengakui telah banyak melakukan kesalahan. Mungkin naskah tersebut otentik, mungkin tidak. Yang jelas, itu menunjukkan bahwa kampanye pelan-pelan dan sedikit demi sedikit buat "mendiskreditkan" Mao masih berjalan. Para pemuka RRC sendiri dalam beberapa tahun terakhir ini selalu mengatakan, pada dasarnya Ketua Mao telah berjasa. Hanya pada tahun-tahun terakhir masa hidupnya ia telah membuat kesalahan. Atau, mengikuti kata-kata Deng Xiaoping, "Ketua Mao 70% benar dan 30% salah." Sebagai akibat dari penilaian kembali atas kedudukan Mao, kini ada kecenderungan untuk membalikkan persentase tersebut: 70% salah, 30% benar. Penilaian resmi mengatakan bahwa kesalahan paling besar yang dilakukan Mao terjadi pada tahun-tahun setelah 1957. Pada 1958 Mao mengomandokan kolektivisasi secara menyeluruh, sejalan dengan program Lompatan Jauh ke Muka. Program ini kandas, karena rakyat belum siap, di samping adanya bencana alam dan kelaparan. Terpaksa gerakan massa untuk menciptakan masyarakat "samarata-samarasa" itu diakhiri, menjelang 1961. Kesalahan Mao berikutnya adalah komandonya untuk melancarkan yang dinamakannya Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Dengan dalih membersihkan Partai Komuis Cina dari unsur-unsur "kontra-revolusi" dan "kelas borjuis" diadakanlah kampanye mengganyang "musuh-musuh revolusi" itu. Revolusi Kebudayaan telah membawa Cina ke kekacauan umum. Bahkan mendiang Presiden Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping sendiri jadi korban. Hanya karena kematian Mao-lah Revolusi Kebudayaan dihentikan secara formal pada 1976. Tahun percakapan antara Mao dan Montgomery itu sendiri, 1961, bukan sembarang tahun. Pada tahun tersebut Cina baru saja menarik diri dari kampanye Lompatan Jauh ke Muka, karena ekses-ekses negatif dari gerakan tersebut. Kegagalan itu memberi kesempatan kepada saingan-saingan Mao diberi julukan "kaum birokrat" -- menata kembali perekonomian Cina. Itulah permulaan dari periode yang disebut "penyesuaian kembali", yang otaknya adalah Liu Shaoqi, Deng, dan Zhou Enlai. Langkah tersebut berhasil menyehatkan kembali perekonomian Cina, tapi Revolusi Kebudayaan kemudian mengacaukannya kembali. Mao pun menjelaskan kepada jenderal Inggris itu, mengapa Cina memilih gaya hidup masyarakat tertutup. Itu, katanya, disengaja agar Cina tak kena pengaruh Barat "Ke mana pun orang Barat pergi, di situ pasti terjadi degenerasi moral," tambah Mao. Meski hal itu telah dibantah oleh pemerintah sekarang dengan politik pintu terbuka, tapi perdebatan tentang "polusi spiritual" itu masih terus berlangsung. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus