Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Laporan Kematian dari Kamar 2209

Penyebab kematian pramugari Christine Dacera yang simpang-siur menjadi isu politik di Filipina. Keluarga menuduh kasus direkayasa.

30 Januari 2021 | 00.00 WIB

Rekaman cctv dari hotel yang digunakan Christine Dacera saat menghabiskan malam tahun baru, di  Garden City Grand Hotel, Makati, Filipina, 1 Januari 2021. Youtube/ABS News
Perbesar
Rekaman cctv dari hotel yang digunakan Christine Dacera saat menghabiskan malam tahun baru, di Garden City Grand Hotel, Makati, Filipina, 1 Januari 2021. Youtube/ABS News

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Christine Dacera, pramugari Philippine Airlines, meninggal seusai pesta tahun baru.

  • Polisi mengklaim Dacera meninggal karena pemerkosaan dan narkotik.

  • Pengakuan saksi dan hasil penyelidikan laboratorium kriminal membantah kesimpulan itu.

CHRISTINE Dacera menghabiskan malam tahun baru bersama 13 teman prianya di City Garden Hotel di Poblacion, Kota Makati, Metro Manila, Filipina. Seperti terekam dalam kamera pengawas, pada Jumat dinihari, 1 Januari 2021, itu Dacera bolak-balik dari kamarnya, nomor 2209, ke kamar 2207 tempat kawan-kawannya berpesta. Beberapa kawannya juga tampak bolak-balik di kedua kamar yang bersebelahan tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus