Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Lilin Kecil di New York

Diaspora Indonesia di Amerika Serikat dan negara lain mengkampanyekan pentingnya vaksin Covid-19. Gerakan antivaksin marak di Negeri Abang Sam.

14 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Pemberian dosis vaksin Pfizer-BioNTech oleh perawat dalam acara vaksinasi untuk remaja dan orang dewasa di Bronx, New York City, New York, AS, 4 Juni 2021. REUTERS/Mike Segar/File Foto
Perbesar
Pemberian dosis vaksin Pfizer-BioNTech oleh perawat dalam acara vaksinasi untuk remaja dan orang dewasa di Bronx, New York City, New York, AS, 4 Juni 2021. REUTERS/Mike Segar/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Diaspora Indonesia di berbagai negara mengkampanyekan pentingnya vaksin Covid-19.

  • Mereka berbagi pengalaman dan saling menguatkan.

  • Gerakan antivaksin masih marak di Amerika Serikat.

PADA mulanya, James F. Sundah, musikus Indonesia yang kini bermukim di Kota New York, Amerika Serikat, ragu-ragu mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Pencipta lagu tenar “Lilin-lilin Kecil” itu lalu memutuskan untuk memeriksakan kesehatannya. Jantung, paru-paru, dan organ lainnya ternyata sehat dan dia siap divaksin.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus