Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Berita Tempo Plus

Kucing-kucingan Seleksi Wakil Tuhan

Seleksi calon hakim agung di Komisi Yudisial memantik sejumlah kontroversi. Ada kandidat yang memiliki rekam jejak tak patut.

 

14 Agustus 2021 | 00.00 WIB

Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung Tahun 2021 yang ditayangkan di kanal Youtube.com Komisi Yudisial.
(foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)
Perbesar
Wawancara Terbuka Calon Hakim Agung Tahun 2021 yang ditayangkan di kanal Youtube.com Komisi Yudisial. (foto: TEMPO/ Gunawan Wicaksono)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Komisi Yudisial dianggap tak transparan dalam seleksi calon hakim agung tahun ini.

  • Dua mantan Ketua Komisi Yudisial ikut mengkritik panitia seleksi.

  • Komisi Yudisial kian dianggap tak bedaya menghadapi mafia hukum.

AUDIO siaran langsung seleksi calon hakim agung di kanal YouTube milik Komisi Yudisial itu mendadak hilang pada Selasa siang, 3 Agustus lalu. Acara yang ditayangkan secara langsung itu tengah menampilkan para komisioner mewawancarai lima kandidat: Aviantara, Dwiarso Budi Santiarto, Suradi, Jupriadi, dan Artha Theresia Silalahi.

Bukan karena gangguan teknis, apalagi alasan sinyal Internet yang buruk, ternyata panitia sengaja mematikan mikrofon. Peristiwa ini mendadak sontak mendapat reaksi keras dari sejumlah penonton, termasuk mantan Ketua Komisi Yudisial 2013-2015, Suparman Marzuki. “Seleksi itu mengabaikan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi,” ujarnya.

Acara itu tengah dinanti banyak orang. Sejak Maret lalu, Komisi Yudisial menggodok 149 nama hakim yang mendaftar sebagai calon hakim Mahkamah Agung. Komisi Yudisial sedang mencari 13 kandidat untuk menggantikan hakim agung yang pensiun atau meninggal tahun ini. Dari jumlah pendaftar di awal, tinggal 24 kandidat yang lolos dan mengikuti seleksi wawancara.

Juru bicara Mahkamah Agung, Andi Samsan Nganro, mengatakan kandidat terpilih bakal mengisi berbagai formasi. Sebanyak 8 hakim agung ditempatkan di kamar pidana, 2 orang di kamar perdata, 1 orang di kamar militer, dan 2 hakim agung di kamar tata usaha negara khusus pajak. “Formasi yang kami ajukan sesuai dengan kebutuhan,” tuturnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Riky Ferdianto

Riky Ferdianto

Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2006. Banyak meliput isu hukum, politik, dan kriminalitas. Aktif di Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus