Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan Hari Perempuan Sedunia yang digelar di Pakistan pada Ahad kemarin berlangsung ricuh. Para kelompok Islamis garis keras melempari sejumlah aktivis yang hadir dengan batu, sepatu, dan tongkat, menurut informasi yang dikutip Reuters, Senin, 9 Maret 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laki-laki dan perempuan bergabung dalam acara yang digelar di Islamabad, salah satu kota tempat aksi unjuk rasa di Pakistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratusan laki-laki dan perempuan dari Masjid Merah, yang terdiri dari beberapa kelompok militan lokal dan sebuah partai keagamaan sekutu Taliban melakukan aksi demo di seberang barisan perempuan, menurut keterangan Wakil Komisaris Distrik, Hamza Shafqaat.
Ada pun pejabat polisi, Mazhar Niazi, mengatakan para petugasnya telah menghadang kelompok Islamis garis keras ketika mereka mencoba menerobos barisan untuk menyerang para peserta pawai.
Seorang saksi mata dan Niazi mengatakan para kelompok Islamis garis keras menyerang dengan melempari batu bata, tongkat, dan sepatu kepada para demonstran.
Kelompok Islamis garis keras yang terbukti melanggar hukum dan berusaha untuk menyerang barisan aktivis perempuan akan dilaporkan atas kasus kriminal.
Penyelenggara acara mengatakan beberapa dari demonstran terluka akibat terkena batu yang dilemparkan kelompok Islamis tersebut. Salah satu penyelenggara acara, Ammar Rashid, sempat mengunggah foto seorang pemimpin aktivis perempuan bernama Ismat Shahjahan di media sosial Twitter. Foto itu memperlihatkan kepala Shahjahan luka akibat serangan kelompok tersebut. Polisi pun segera menyelidiki kasus ini.
Kericuhan sempat terjadi di kalangan konservatif atas slogan-slogan yang digunakan pada acara itu, termasuk slogan "Tubuh saya, pilihan saya" dan "Berhentilah fobia menstruasi".
Menjelang acara tahun ini, penyelenggara mengatakan poster dan mural telah dirusak oleh para Islamis dari Masjid Merah.
Sementara itu, aksi peringatan Hari Perempuan Sedunia di kota-kota lain di penjuru Pakistan berhasil digelar secara damai dan dengan keamanan yang ketat serta partisipan besar dari para mahasiswa, kelompok hak-hak kemanusiaan, dan organisasi perempuan lainnya.
Para peserta pawai terlihat membawa plakat dan spanduk warna-warni, meneriakkan slogan-slogan untuk menentang patriarki dan misogini di negara mayoritas Muslim itu, di mana para ekstremis melihat aksi-aksi semacam ini sebagai ancaman terhadap nilai-nilai dasar masyarakat.
"Anda tahu, apa pun yang mereka lakukan, kami tak akan takut. Taktik itu tidak akan mempan pada kami, " ujar Anam Rathore, salah satu penyelenggara pawai.
Awal bulan ini, pengadilan Pakistan telah memberikan izin untuk acara peringatan Hari Perempuan Sedunia dengan syarat bahwa penyelenggara dan peserta tetap berpegang teguh dengan kesusilaan dan nilai-nilai moral.
SAFIRA ANDINI | REUTERS