Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Semula, etnis India dianggap penyelamat. Dengan warga trans-migran India sebagai kuli kontrak, kaum pribumi merasa terbebas dari pekerjaan kasar itu. Kaum pribumi pun leluasa berkiprah di bidang birokrasi. Di lain pihak, karena tak memiliki akses, etnis India lebih suka berniaga. Diam-diam, bangsa pendatang itu mulai menggeliat. Mereka mulai menguasai perekonomian. Kaum pribumi segera merasa terancam, terlebih setelah etnis India itu mulai masuk ke dunia politik. Mereka berupaya keras untuk mengebiri laju kaum pendatang itu. Berikut selintas perjalanan warga etnis India di Fiji.
1643
Pelaut Belanda, Abel Tasman, menemukan Pulau Fiji, disusul oleh James Cook seabad kemudian.
1804
Harumnya kayu cendana membuat bangsa Eropa membuka perkampungan di Levuka.
1874
Inggris mengambil alih kekuasaan dari para kepala suku Fiji.
1979
Pemerintah kolonial Inggris mendatangkan kuli-kuli kontrak dari India untuk dipekerjakan di perkebunan gula. Kegiatan ini dihentikan pada 1916.
1920
Pendatang India memulai aktivitasnya dalam bisnis dan menimbulkan rasa tak suka kaum pengusaha Eropa di pulau itu.
1960
Persiapan Fiji merdeka mulai dibicarakan. Soal etnis termasuk yang dibahas dalam rencana itu.
10 Oktober 1970
Fiji memperoleh kemerdekaan dan menjadi anggota persemakmuran Inggris. Ratu Sir Kamisese Mara menjadi perdana menteri.
1977
Sentimen etnis merebak. Kaum nasionalis Fiji mengibarkan slogan ''Fiji untuk orang Fiji", sebagai upaya mencegah naiknya orang India.
1987
Pemimpin koalisi, Dr. Timoci Bavadra, menjadi perdana menteri. Dia membentuk kabinet yang beranggotakan 28 menteri, 19 di antaranya keturunan India. Namun, tak lama kemudian Letnan Kolonel Sitiveni Rabuka melakukan kudeta. Ia menyatakan Fiji sebagai republik dan menunjuk Ratu Sir Kamisese Mara (perdana menteri Fiji 1970-1987 ) sebagai perdana menteri baru.
1990
Rabuka memperkenalkan konstitusi baru yang memberi hak istimewa kepada penduduk asli dan melarang etnis India menjadi perdana menteri.
1992
Pemilu dilangsungkan. Rabuka diangkat menjadi perdana menteri. Saat itu ia bertekad mengusir warga etnis India.
1996
Konstitusi 1990 yang rasialis itu direvisi dengan memberikan kesempatan kepada etnis India untuk ikut dalam politik.
1997
Rabuka menyetujui Perubahan Konstitusi 1990. Perubahan itu memberikan kesempatan yang luas bagi warga negara bukan pribumi.
1999
Koalisi Partai Buruh, Partai Uni Nasional (NFP), dan Persatuan Fiji memenangi pemilu yang diadakan di bawah konstitusi baru. Mei 1999, Mahendra Chaudhry menjadi perdana menteri Fiji pertama yang keturunan India, menggantikan Sitiveni Rabuka.
2000
April
Politisi ultrana-sionalis, Apisai Tora dari Gerak-an Taukei, me-mimpin 500 orang Fiji mela-kukan protes terhadap pemerintah di Lautoka. Seminggu kemudian, di Suva berlangsung protes yang diikuti 4.000 orang asli Fiji.
19 Mei
Protes ketiga berhasil mengumpulkan sekitar 10 ribu orang. Sementara itu, kelompok bersenjata yang dipimpin George Speight, pengusaha, melakukan kudeta dan menyandera Perdana Menteri Mahendra Chaudhry.
Irf (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo