Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKANKAH junta militer sampai hati menunggu wanita anggun itu mengalami dehidrasi, terkapar lemas, dan tinggal melarikannya ke rumah sakit dengan ambulans? Pertanyaan ini muncul berkenaan dengan kenekatan Aung San Suu Kyi. Ini sebuah ''deja vu". Apa yang pernah terjadi di tahun 1998 kini kembali terjadi, mogok makan di dalam mobil.
Pada musim panas tahun 1998, saat hendak menemui pendukungnya di daerah Bathein, sekitar 150 kilometer di barat ibu kota, tentara mencegatnya di Anyarsu, 60 kilometer dari Yangoon, ibu kota Myanmar. Tentara memerintahkan pejuang kemerdekaan itu kembali. Tentu saja Suu Kyi menolak. Selama enam hari perempuan bertubuh kecil itu bertahan di dalam mobil dan hanya bersedia minum air.
Ia mengalami dehidrasi, kulitnya mengering, dan terjadi gangguan kesehatan lainnya. Akhirnya tentara masuk ke dalam mobil, membawa Suu Kyi kembali ke rumahnya di Yangoon. Tapi beberapa waktu berikutnya, ia mogok lagi di mobil. Dan ia bisa bertahan lebih lama. Sampai hari ke-13, tubuhnya limbung. Antara hidup dan mati, ia dilarikan dengan ambulans.
Kini ia mengulangi perbuatannya. Kejadian sama terulang, junta tak memperbolehkannya bepergian. Inilah pertama kali sejak tahun 1998, Suu kyi berusaha keluar dari Yangoon. Tanggal 24 Agustus lalu itu, ia bermaksud menengok kader-kader muda NLD (Liga Nasional untuk Demokrasi), partainya yang menang pemilu di tahun 1995, tapi pemerintahannya digagalkan oleh rezim. Bersama 14 anggota NLD, ia menyeberangi Sungai Yangoon dengan feri, dan dijemput dengan mobil. Baru beberapa menit berjalan, iring-iringan dua mobil itu disetop. Rupanya blokade telah menanti. Rombongan diperintahkan untuk menepi dan dikepung dua buah truk tentara. Ban mobil mereka dikempesi.
Yang sangat mengkhawatirkan adalah kondisi daerah Dalla, tempat mobil mereka berhenti, sangat buruk. Lokasinya berlumpur dan banyak nyamuk. ''Tempat itu tidak layak untuk bermalam. Kesehatan Suu Kyi jatuh merosot," demikian markas pusat NLD melapor. Memang, rezim memberi payung-payung pantai dan terpal untuk melindungi mobil Suu Kyi dari sengatan matahari, tapi itu tak mengurangi rawannya keadaan. Apalagi dikabarkan pemenang Nobel Perdamaian 1991 itu menolak obat-obatan dan perawatan yang diberikan tentara.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Madeline Albright dan Wakil Presiden Al Gore secara resmi meminta agar pemerintah Myanmar membebaskan Suu Kyi untuk bepergian ke mana pun.
''Ini betul-betul pelanggaran terhadap hak asasi," kata Albright, geram. Amerika menyuplai makanan lewat Palang Merah Internasional. Bahkan Thailand, negara tetangga terdekat Myanmar yang biasanya menghindari kritik terhadap negara itu, mengecam bahwa tindakan militer itu akan merusak citra pertemuan ASEAN dengan para menteri keuangan Eropa di Laos, Desember nanti
Tapi, Junta tampak tak ambil pusing dengan segala kritikan itu. Bahkan mereka terlihat mengambil pelajaran dari mogok Suu Kyi pada 1998, yang foto-fotonya tersebar ke seluruh dunia. Kini wartawan tidak boleh sampai ke lokasi. Dan Junta mempergunakan internet untuk membohongi publik. Di Myanmar, masyarakat dilarang sembarangan menggunakan internet dan faks. Lewat situs resmi di internet, Junta mengedarkan beberapa foto yang katanya memperlihatkan kondisi Suu Kyi di Dalla, yakni sebuah foto yang memperlihatkan Suu Kyi sedang beramah-tamah mengunjungi rumah di pedesaan. Sebuah foto lain menampakkan Suu Kyi pergi berbelanja dengan sekeranjang makanan. Bahkan ada pula foto yang memperlihatkan para anggota partainya bersuka-ria berenang di sungai.
Pokoknya, foto-foto itu berusaha menyajikan gambaran bahwa keadaan mereka jauh dari kelaparan. Kondisi mereka sehat walafiat saja dan dalam keadaan happy go lucky. Di bawah foto itu, bak brosur pariwisata, dibubuhi keterangan bahwa Suu Kyi tampak menikmati suasana Dalla, sebuah kota kecil dengan panorama indah. Kepada masyarakat umum, lewat surat-surat kabar, junta mengatakan tindakan melarang Suu Kyi bepergian adalah justru demi melindungi Suu Kyi. Seluruh masyarakat Myanmar kini dikatakan mulai gerah atas terjadinya sanksi ekonomi dan boikot bantuan luar negeri terhadap Myanmar. Dan ada segolongan radikal yang ingin meminta ''pertanggungjawaban" dengan jalan kekerasan terhadap Suu Kyi.
NLD menolak bahwa perjalanan ke wilayah Dalla bakal membahayakan. Sumber-sumber diplomatik BBC juga mengatakan tak ada laporan kegiatan pemberontakan di sana. Boleh jadi, foto-foto itu memang direkayasa. Itu foto Suu Kyi di lokasi lain yang dibuat seolah-olah ada di Dalla. Tapi bukan tak mungkin masyarakat Myanmar percaya pada versi pemerintah. Analisis politik memperkirakan, Suu Kyi akan tetap kukuh bertahan di situ dan bahkan akan lebih lama dari pemogokannya pada 1998. Suu Kyi adalah seorang yang percaya bahwa demokrasi selalu memerlukan martir.
Seno Joko Suyono (dari berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo