Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Setelah Al Gore Meminang Lieberman

Al Gore, kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, menggamit Joseph Lieberman, pria Yahudi religius, dalam kampanye presiden. Bagaimana peluangnya?

3 September 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APA saja bisa terjadi di Amerika Serikat! Di luar dugaan, Al Gore menunjuk Joseph Lieberman, senator berdarah Yahudi, untuk mendampinginya dalam kampanye pemilihan presiden tahun ini. Keputusan menjadikan Lieberman sebagai calon wakil presiden itu diambil Gore pada awal Agustus silam. Bak gayung bersambut, Lieberman langsung menyambar tawaran itu.

Sejarah baru pun terukir. Ini pertama kalinya orang Yahudi, yang jumlahnya tak lebih dari tiga persen dari seluruh penduduk AS, menjadi kandidat wakil presiden. Dan jika terpilih menjadi wakil presiden, Lieberman akan menjadi tokoh minoritas kedua yang masuk Gedung Putih. Sebelumnya, 40 tahun silam, John F. Kennedy adalah orang Katolik pertama yang mampu menjadi Presiden AS.

Namun, tentu bukan dalam rangka itu Gore memilih Lieberman. Langkah ini merupakan upayanya untuk melepaskan diri dari citra buruk Bill Clinton yang tersundul skandal ''ruang oval"-nya dengan Monica Lewinsky. Apalagi, pada saat bersamaan, popularitas rivalnya dari kubu Partai Republik, pasangan George W. Bush-Dick Cheney, terus menanjak. Dengan dipilihnya Lieberman, upaya Partai Republik menghadang langkah Gore dengan mengaitkannya ke skandal seks yang dilakukan Clinton bisa dihambat.

Nama Lieberman mencuat dua tahun silam, ketika negeri itu diramaikan kasus skandal Monica Lewinsky. Lieberman merupakan orang dari Partai Demokrat, yang juga partainya Clinton, yang mengecam keras ulah Clinton itu. Di depan Senat AS, dengan lantang Lieberman menyerang perilaku Clinton, yang disebutnya sangat tidak bermoral dan membahayakan norma-norma keluarga Amerika. Akibat ulahnya itu, Lieberman termasuk tokoh yang tidak disukai Clinton dan orang di sekelilingnya.

Namun, beberapa waktu lalu, Bill Clinton mengatakan duet ini sebagai orang-orang yang dapat menjembatani perpecahan rasial negeri itu. ''Mereka percaya kepada hak sipil dan kesempatan setara bagi semua orang," kata Clinton diplomatis.

Seperti yang diungkapkan orang Demokrat di Senat, Tom Daschle, Lieberman agaknya membawa suatu kekuatan baru bagi Partai Demokrat. Hal itu diamini Bruce Buchanan, pengamat politik dari Universitas Texas. Menurut dia, kehadiran Lieberman lebih banyak membantu Gore dibandingkan dengan peran Cheney dalam mendukung Bush. Lieberman dianggap dapat menetralisasi dengan isu-isu nilai moral.

Sedangkan bagi kaum minoritas, masuknya Lierberman disebut-sebut sebagai bukti keberpihakan Partai Demokrat terhadap kaum minoritas. Lain lagi pendapat kaum perempuan. Mereka menganggap sosok Lieberman, dengan kecamannya terhadap Clinton, sebagai hero yang menentang pelecehan seksual.

Namun, Partai Republik menganggapnya angin lalu, setidaknya seperti yang dinyatakan Cheney. Baginya, meski Gore mencoba memisahkan diri dari bayangan Clinton, ini tidak dengan segera membuat orang melihat Gore tanpa mengaitkannya dengan bekas pemimpinnya itu.

Hal itu tampaknya dikuatkan pula dengan jajak pendapat yang dilakukan Time dan CNN. Dari hasil jajak pendapat itu, ternyata faktor Lieberman dan fakta bahwa dia orang Yahudi tak berpengaruh bagi para pemilih.

Joseph Lieberman lahir di Stamford, Connecticut, 24 Februari 1942. Setelah ia meraih gelar sarjana hukum dari Sekolah Hukum Yale pada 1967, karir politiknya melaju deras. Ia terpilih menjadi anggota Senat Negara Bagian Connecticut pada 1970 dan mengabdikan diri selama 10 tahun. Dia juga dikenal sebagai politisi yang dihormati, baik oleh partainya maupun oleh pihak Republik.

Lieberman dikenal sebagai orang Yahudi yang taat sekaligus konservatif. Baginya, soal agama dan norma-norma merupakan hal penting yang tak bisa dipisahkan. Kakek dari dua cucu ini ikut dalam penyusunan hukum yang memungkinkan orang tua membentengi anak-anaknya dari bahaya siaran televisi dan menekan industri video game agar menciptakan sistem peringkat yang cocok untuk anak-anak.

Hal itu pula yang membuatnya banyak menyertakan masalah religius dalam kampanyenya. Dia juga menyerang banyaknya muatan adegan seks dan kekerasan dalam industri hiburan, termasuk Hollywood. ''Saya menyukai hiburan, tapi terlalu banyak seks dan kekerasan di dalamnya. Itu sangat menyulitkan orang tua dalam memberi anak-anak mereka nilai dan kedisiplinan," kata Lieberman. Tentu saja tak semua publik menyukai gaya kampanyenya itu.

Tapi, hingga pekan silam, hasil jajak pendapat terus menunjukkan bahwa Gore masih unggul dalam pertarungan kampanye di beberapa negara bagian. Adakah itu pertanda jalan menuju Gedung Putih kian dekat? Masih terlalu pagi untuk bertepuk tangan.

Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus