Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong belum mendapat konfirmasi resmi jika negaranya akan dijadikan tempat pertemuan bersejarah antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Di sela KTT ASEAN ke-32, Lee mengkonfirmasi pihaknya belum mendapat undangan resmi terkait dengan hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami telah membaca sejumlah pemberitaan tentang kemungkinan tempat-tempat yang akan menjadi lokasi pertemuan Amerika Serikat-Korea Utara. Kami belum menerima undangan resmi dan permintaan dari pihak mana pun,” kata Lee, seperti dikutip dari situs Channelnewsasia.com pada Minggu, 29 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
(ki-ka) Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia Tun Musa Hitam, Presiden Myanmar Win Myint, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, Sultan Hassanal Bolkiah Brunei, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Indonesia Joko Widodo, dan Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith, berpose dalam upacara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-32 di Singapura, 28 April 2018. (AP Photo/Yong Teck Lim)
Menurut Lee, pemilihan lokasi pertemuan harus menjadi hal yang disepakati bersama antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Pihaknya pun ragu keduanya saat ini telah mencapai kata sepakat mengenai hal tersebut.
Sebelumnya, sebuah surat kabar di Korea Selatan mewartakan Singapura dan Mongolia telah masuk daftar untuk menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan Trump dan Kim Jong-un. Sedangkan Thailand telah secara sukarela mengajukan diri sebagai tempat penyelenggaraan.
Dalam kesempatan itu, Lee juga menyoroti pertemuan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Kim Jong-un pada Jumat, 27 April 2018. Kedua pemimpin itu dalam pertemuannya berjanji menciptakan perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan serta akan bekerja sama mewujudkan denuklirisasi Semenanjung Korea. Menurut Lee, ASEAN menilai perkembangan situasi di Semenanjung Korea adalah hal positif, tapi dia memperingatkan masih ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi.