Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pesawat Militer AS Tiba di Guatemala, Angkut Gelombang Pertama Imigran Ilegal

Dua pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat yang mengangkut gelombang pertama imigran ilegal yang dideportasi telah tiba di Guatemala

25 Januari 2025 | 16.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Imigran berjalan bergerombol di sepanjang jalan raya menuju perbatasan AS, di Villa Comaltitlan, Meksiko 7 November 2024. Trump berjanji akan melakukan deportasi massal begitu dirinya menjabat Presiden Amerika Serikat. REUTERS/Daniel Becerril

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua pesawat Angkatan Udara Amerika Serikat yang mengangkut gelombang pertama imigran ilegal yang dideportasi telah tiba di pusat penerimaan repatriasi di pangkalan udara Guatemala. Hal ini diungkapkan Institusi Imigrasi Guatemala seperti dilansir Antara pada Sabtu 25 Janauri 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"80 warga Guatemala telah kembali, terdiri atas 31 perempuan; 48 pria dan satu anak tanpa pendamping," kata badan imigrasi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para imigran tersebut telah didaftarkan dan diterima pemerintah Guatemala. Mereka mendapatkan bantuan dasar seperti makanan, pakaian, alat kebersihan, dan dalam beberapa kasus dukungan psiko-sosial serta akses melakukan panggilan telepon.

Media setempat melaporkan bahwa pesawat kedua yang membawa 80 imigran mendarat di bandara Guatemala setelah penerbangan militer pertama.

Menurut media tersebut, sebelum para imigran dapat kembali ke rumah masing-masing, mereka dipindahkan dari pusat penerimaan repatriasi di pangkalan udara menuju pusat bantuan imigrasi di ibukota.

Sementara itu, NBC yang mengutip sejumlah sumber sebelumnya melaporkan ada tiga penerbangan imigran ilegal yang dijadwalkan meninggalkan AS pada Jumat. Namun, pesawat tujuan Meksiko tidak dapat lepas landas karena dilarang mendarat karena alasan yang tidak jelas.

Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengatakan pemerintahan barunya akan segera mulai menindak tegas imigrasi ilegal begitu ia menjabat.

Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan bahwa AS menangkap 538 imigran ilegal, termasuk seorang tersangka teroris, dan mendeportasi ratusan "penjahat imigran ilegal" dalam operasi anti-imigrasi besar-besaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus