Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pengacara Duterte Ajukan Suaka ke Pemerintah Belanda

Pengacara bekas Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan mengajukan suaka ke pemerintah Belanda karena dianiaya secara politik.

19 Maret 2025 | 10.30 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghadiri sesi pleno pada KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, 22 Juni 2019. Reuters/Jorge Silva
Perbesar
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghadiri sesi pleno pada KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, Thailand, 22 Juni 2019. Reuters/Jorge Silva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kuasa hukum bekas Presiden Filipina Rodrigo Duterte berencana mengajukan suaka ke pemerintah Belanda. Pengajuan suaka itu dilakukan oleh Harry Roque, satu dari lima pengacara Duterte. "Saya mengajukan suaka secara resmi di Belanda," kata Roque dalam jumpa pers langsung di Facebook, Senin, 17 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya yakin bahwa saya dapat membuktikan penganiayaan politik melalui penuntutan yang tidak adil," katanya dilansir dari Al Arabiya. Ia merujuk pada surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh komite kongres.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Roque menjadi berbicara mewakili keluarga Duterte sejak penangkapan mendadak pria berusia 79 tahun itu. Harry Roque menjabat dua kali sebagai juru bicara kepresidenan Duterte. Ia meninggalkan Filipina pada September setelah dikenai sanksi penghinaan pengadilan karena menolak menghadiri sidang mengenai situs perjudian lepas pantai yang digunakan sebagai kedok untuk kegiatan kriminal.

Ia muncul kembali membela Duterte pekan lalu setelah bekas presiden itu diterbangkan ke Mahkamah Kriminal Internasional atau ICC untuk menghadapi dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan itu diduga dilakukan Duterte dalam perang terhadap narkoba yang menewaskan ribuan orang.

Roque adalah salah satu dari lima pengacara Filipina. Ia berada dalam daftar penasihat hukum ICC yang dapat mewakili para terdakwa di pengadilan tersebut. Ia berharap menjadi bagian dari tim pembela mantan presiden tersebut.

Karena membela Duterte, ia tak bisa kembali ke Filipina. "Saya tidak bisa pulang. Saya harus membela presiden saya sebagai anggota penasihat hukum ICC di Den Haag," katanya.

Dia menolak menjawab apakah akan kembali setelah kasusnya selesai.

Juru bicara istana kepresidenan Claire Castro mengatakan pada Selasa bahwa permohonan suaka Roque tidak akan berdampak terhadap kasus yang sedang dihadapinya. "Bagaimana bisa ada penganiayaan politik jika semua bukti sudah sangat kuat?" kata Castro bertanya. Ia mengacu pada dokumen yang diduga mengaitkannya dengan situs perjudian yang kini dilarang.

Pernyataan Roque menyusul pengumuman Wakil Presiden Sara Duterte bahwa Nicholas Kaufman, seorang pengacara internasional veteran, telah menjadi bagian tim hukum ayahnya. Kaufman sebelumnya telah mewakili klien di Den Haag termasuk mantan pemimpin pemberontak Kongo Jean-Pierre Bemba dan Aisha Qaddafi, putri mendiang diktator Libya.

Meskipun kubu Duterte menyebutnya sebagai penasihat hukum utama, Kaufman mengatakan bahwa perannya belum ditentukan secara pasti. 

Pilihan editor: Membedah Teknik Negosiasi ala Donald Trump dari Sisi Psikologi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus