Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pidato Kemenangan Al Julani, Pemimpin Pemberontak Suriah yang Usir Bashar Al Assad

Abu Mohammed Al Julani, pemimpin pemberontak Suriah menyampaikan pidato kemenangan usai tumbangnya rezim Bashar Al Assad.

9 Desember 2024 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Komandan pemberontak Abu Mohammed al-Golani berpidato di Masjid Ummayad, Damaskus, setelah pemberontak Suriah mengumumkan bahwa mereka telah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, Suriah, 8 Desember 2024. REUTERS/Mahmoud Hassano

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin pemberontak Suriah Abu Mohammed Al Julani mengucapkan pidato kemenangan setelah Presiden Bashar Al Assad melarikan diri ke Rusia. Al Julani memuji kemenangan bersejarah pada hari Minggu dari sebuah masjid di Damaskus. Pidatonya itu disampaikan setelah kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham yang dipimpinnya memimpin serangan kilat, merebut ibu kota dari kendali pemerintah dalam waktu kurang dari dua minggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pidatonya disampaikan saat Presiden Suriah Bashar Al Assad melarikan diri ke Moskow. Tumbangnya rezim Bashar Al Assad dirayakan di seluruh Suriah atas berakhirnya kekuasaannya yang represif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kemenangan ini, saudara-saudaraku, merupakan peristiwa bersejarah bagi kawasan ini," kata pemimpin HTS Abu Mohammed Al Julani, yang kini menggunakan nama aslinya Ahmed al-Sharaa, dalam pidatonya di Masjid Umayyah seperti dilansir dari NDTV

Ia juga mengatakan pengambilalihan oleh pemberontak merupakan kemenangan bagi seluruh negara Islam. Pernyataan itu dibagikan di akun Telegram kelompok tersebut.

"Hari ini Suriah sedang dimurnikan," kata Al Julani. Ia menambahkan bahwa kemenangan ini lahir dari rakyat yang telah mendekam di penjara. "Para mujahidin (pejuang) telah memutuskan rantai mereka,"ujarnya.

Ia mengatakan bahwa, di bawah Assad, Suriah telah menjadi tempat bagi ambisi Iran, tempat sektarianisme merajalela. Ia mengacu pada sekutu Assad, Iran, dan proksinya di Lebanon, Hizbullah.

Saat Al Julani memasuki masjid, kerumunan orang terlihat menyemangatinya. Mereka meneriakkan "Allahu akbar", seperti yang ditunjukkan dalam video yang beredar di internet.

Hayat Tahrir al-Sham atau HTS berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah. Namun HTS memutuskan hubungan dengan Al Qaeda pada 2016. 

Kelompok ini telah dilarang dan ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Barat. Namun dalam beberapa tahun terakhir, HTS telah berupaya melembutkan citranya.

Selain mengirim pesan ke Iran, Al Julani juga ingin didengar di Israel hingga Amerika Serikat. AS telah menawarkan hadiah US$ 10 juta untuk kepala Al Julani. 

Ia menyampaikan pesan untuk Israel dan AS. "kepentingan Anda dipahami di Suriah yang baru," ujarnya dilansir dari CNN.

Al Julani telah bersusah payah dalam perjalanannya ke Damaskus untuk memastikan Presiden AS Joe Biden dan bahkan Presiden terpilih Donald Trump mengetahui niatnya. Bukan suatu kebetulan bahwa ia memilih jaringan TV AS, CNN, dan bukan jaringan TV Arab, untuk wawancara penting beberapa hari sebelum ia menggulingkan Assad. 

Al Julani mengklaim bahwa ia telah berpisah dengan para jihadis lainnya karena taktik brutal mereka. Beberapa jam kemudian, Presiden Joe Biden mengatakan dia mendengar Al Julani mengatakan hal yang benar. Namun Biden bersikeras ia harus dinilai berdasarkan tindakannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus