Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Poin-poin Penting dalam Percakapan Trump dan Putin tentang Gencatan Senjata Ukraina

Vladimir Putin dan Donald Trump berbicara lewat telepon tentang gencatan senjata Ukraina.

20 Maret 2025 | 17.02 WIB

Presiden Donald Trump, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berjalan menuju sesi foto dalam acara KTT APEC di Danang, Vietnam, 11 November 2017. Trump dan Putin  menyetujui sebuah pernyataan tentang Suriah, saat berbincang ketika sesi foto. REUTERS/Jorge Silva
Perbesar
Presiden Donald Trump, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berjalan menuju sesi foto dalam acara KTT APEC di Danang, Vietnam, 11 November 2017. Trump dan Putin menyetujui sebuah pernyataan tentang Suriah, saat berbincang ketika sesi foto. REUTERS/Jorge Silva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Rusia Vladimir Putin mengadakan panggilan telepon yang sangat dinanti-nantikan pada Selasa, 18 Maret 2025, setelah Ukraina pekan lalu menyetujui gencatan senjata 30 hari yang diusulkan AS dalam perang dengan Moskow, The Hill melaporkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam komentar publik pertamanya sejak panggilan telepon tersebut berakhir, Trump menulis di Truth Social bahwa Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina. "Dengan pemahaman bahwa kami akan bekerja dengan cepat untuk mencapai Gencatan Senjata Lengkap dan, pada akhirnya, mengakhiri Perang yang sangat mengerikan antara Rusia dan Ukraina," katanya seperti dikutip Al Jazeera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia melanjutkan bahwa banyak elemen dari kontrak perdamaian yang dibahas, termasuk fakta bahwa ribuan tentara terbunuh. Baik Presiden Putin maupun Presiden Volodymyr Zelensky ingin melihat hal ini diakhiri. "Proses tersebut sekarang sudah berjalan dengan baik, dan kami akan, semoga, demi Kemanusiaan, menyelesaikan pekerjaan ini!" katanya.

Sementara itu, Kremlin telah merilis laporannya sendiri mengenai panggilan telepon dengan Trump. Menurut laporan ini, Putin "merespons secara positif" sebuah proposal bagi kedua belah pihak untuk menghentikan sementara "serangan terhadap fasilitas-fasilitas infrastruktur energi selama 30 hari". Pernyataan itu menambahkan bahwa Putin "segera memberikan perintah yang sesuai kepada militer Rusia".

Putin juga mengajukan beberapa tuntutan keras untuk pembicaraan damai yang lebih luas, seperti "penghentian total bantuan militer asing dan penyediaan informasi intelijen ke Kyiv," menurut pembacaan Moskow. Namun, tidak ada satu pun pihak yang menyebutkan tuntutan agar Ukraina menyerahkan wilayahnya kepada Rusia, sesuatu yang menurut pemerintahan Trump tidak bisa dihindari dalam kesepakatan damai.

AS mengatakan bahwa negosiasi mengenai gencatan senjata dan kesepakatan perdamaian yang lebih luas akan segera dimulai di Timur Tengah. Berikut ini beberapa cuplikan penting dari panggilan tersebut.

Penolakan Gencatan Senjata Penuh selama 30 Hari

Putin mengungkapkan berbagai kekhawatiran mengenai proposal tersebut, menurut pernyataan Kremlin. Dalam konteks inisiatif Presiden AS untuk memberlakukan gencatan senjata selama 30 hari, pihak Rusia menguraikan sejumlah poin penting mengenai memastikan kontrol yang efektif atas kemungkinan gencatan senjata di sepanjang garis kontak tempur.

Putin juga menekankan perlunya menghentikan mobilisasi paksa di Ukraina dan mempersenjatai kembali Angkatan Bersenjata Ukraina. "Risiko serius yang terkait dengan ketidakmampuan bernegosiasi rezim Kyiv, yang telah berulang kali menyabotase dan melanggar kesepakatan yang telah dicapai, juga dicatat," kata pernyataan tersebut.

Gencatan Senjata Lebih Terbatas

Trump kemudian mengusulkan gencatan senjata yang lebih terbatas pada fasilitas energi, yang didukung oleh Putin, bersama dengan kesepakatan untuk melanjutkan negosiasi tentang aspek-aspek lain dari perang.

Dalam pernyataan AS disebutkan, "Kedua pemimpin sepakat bahwa gerakan menuju perdamaian akan dimulai dengan gencatan senjata energi dan infrastruktur, serta negosiasi teknis mengenai implementasi gencatan senjata maritim di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen.”

Rusia mengatakan bahwa ide tersebut berasal dari Trump. Tidak jelas apakah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setuju. Dalam percakapan tersebut, Donald Trump mengajukan proposal agar pihak-pihak yang terlibat konflik untuk saling menahan diri dari menyerang fasilitas infrastruktur energi selama 30 hari. “Vladimir Putin menanggapi inisiatif ini secara positif dan segera memberikan komando yang sesuai kepada militer Rusia," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Infrastruktur energi Ukraina telah lama menjadi fokus serangan udara Rusia. Kemampuan Ukraina untuk menyerang di dalam wilayah Rusia telah meningkat selama perang, dan pada Senin, pesawat tak berawak Ukraina menyerang fasilitas bahan bakar di Oblast Astrakhan, Rusia.

Tuntutan Diakhirinya Dukungan AS untuk Ukraina

Pihak Rusia mengatakan bahwa "syarat utama" bagi resolusi apapun untuk menghentikan perang adalah diakhirinya dukungan AS dan Eropa untuk Ukraina. "Ditekankan bahwa syarat utama untuk mencegah eskalasi konflik dan mengupayakan penyelesaiannya melalui cara-cara politik dan diplomatik haruslah penghentian total bantuan militer asing dan penyediaan informasi intelijen kepada Kyiv," demikian bunyi pernyataan tersebut.

AS sempat menghentikan bantuan militer dan intelijen untuk Ukraina pada awal bulan ini, namun mengembalikannya setelah pembicaraan di Jeddah, Arab Saudi, dimana pihak Ukraina mendukung proposal gencatan senjata dari AS.

Mengakhiri bantuan militer asing ke Ukraina selama gencatan senjata akan secara efektif memungkinkan Rusia untuk mempersenjatai diri selama gencatan senjata, sekaligus menghambat penumpukan militer Ukraina. Salah satu hal yang paling penting dalam gencatan senjata adalah bagaimana gencatan senjata itu akan ditegakkan dan apakah pasukan Eropa akan memiliki peran dalam menjaga perdamaian.

Kerja Sama Ekonomi di Masa Depan

Baik Putin maupun Trump menyatakan optimisme tentang potensi kerja sama ekonomi antara kedua negara jika perdamaian tercapai. "Kedua pemimpin sepakat bahwa masa depan dengan hubungan bilateral yang lebih baik antara Amerika Serikat dan Rusia memiliki keuntungan yang sangat besar. Ini termasuk kesepakatan ekonomi yang sangat besar dan stabilitas geopolitik ketika perdamaian telah tercapai," kata pernyataan AS.

Ringkasan Rusia tentang panggilan telepon tersebut mencatat "kepentingan bersama dalam menormalkan hubungan bilateral." "Dalam konteks ini, berbagai bidang di mana kedua negara dapat menjalin kerja sama telah dipertimbangkan. Sejumlah ide dibahas yang bergerak menuju pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan di bidang ekonomi dan energi," katanya.

Trump terkadang mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia jika negara tersebut menolak untuk menghentikan perang di Ukraina, sementara berulang kali menawarkan kerjasama ekonomi sebagai wortel.

Putin Ingin Wilayah yang Diklaimnya Diakui Secara Resmi

Presiden Vladimir Putin menginginkan Presiden AS Donald Trump untuk secara resmi mengakui keempat wilayah Ukraina yang diklaim Moskow sebagai miliknya selain Krimea, demikian dilaporkan oleh harian Rusia Kommersant, seperti dikutip Reuters.

Mengutip sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya yang menghadiri sebuah acara bisnis pribadi dengan Putin pada hari Selasa, Kommersant mengatakan bahwa Putin ingin AS secara resmi mengakui keempat wilayah tersebut - Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson - sebagai bagian dari Rusia bersama dengan Krimea, yang disita dan dicaplok oleh Moskow pada 2014.

Rusia, meski maju di medan perang, tidak sepenuhnya menguasai salah satu dari empat wilayah tersebut. Sebagai imbalan atas pengakuan tersebut dan jika hal itu terjadi "dalam waktu dekat", Kommersant mengatakan bahwa Putin akan berjanji untuk tidak mengklaim kota pelabuhan Odesa di Ukraina dan wilayah Ukraina lainnya.

Ditanya mengenai laporan Kommersant pada Rabu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin dan Trump tidak membahas ide tersebut dalam panggilan telepon mereka pada Selasa. Namun, Peskov tidak mengkonfirmasi apakah Putin telah melontarkan gagasan agar AS mengakui empat wilayah selain Krimea dalam pertemuan tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus