Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Polisi Belanda Tahan 50 Demonstran Pro-Palestina setelah Bentrokan Fans Sepak Bola Israel

Polisi Belanda mengatakan mereka menangkap lebih dari 300 pengunjuk rasa pro-Palestina yang mengabaikan larangan demonstrasi di Amsterdam

11 November 2024 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Polisi Belanda membantu seorang pengunjuk rasa pro-Palestina saat demonstrasi di Amsterdam, 10 November 2024. REUTERS/Anthony Deutsch

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Belanda mengatakan mereka menangkap lebih dari 300 pengunjuk rasa pro-Palestina yang mengabaikan larangan demonstrasi di Amsterdam pada Ahad, dan menahan 50 lainnya. Ini menyusul bentrokan yang melibatkan penggemar sepak bola Israel dengan warga keturunan Arab pada pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Dam Square di ibu kota, meneriakkan "Bebaskan Palestina" dan "Amsterdam mengatakan tidak untuk genosida", mengacu pada perang Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Israel membantah tuduhan genosida dalam serangannya selama lebih dari setahun terhadap Gaza.

Setelah pengadilan setempat meratifikasi larangan dewan kota, polisi mengambil tindakan, memerintahkan pengunjuk rasa untuk pergi dan menangkap lebih dari 100 orang dari mereka.

Polisi mengatakan mereka memindahkan 340 orang dari lokasi protes dengan memasukkan mereka ke dalam bus dan menurunkan mereka di pinggiran kota. 50 pengunjuk rasa lainnya ditahan oleh polisi.

Seorang pengunjuk rasa dibawa ke ambulans karena terluka.

Larangan tersebut, yang diperpanjang oleh pihak berwenang selama empat hari hingga Kamis, telah berlaku sejak Jumat. Ini setelah serangan terhadap pendukung sepak bola Israel menyusul pertandingan sepak bola antara tim tamu Maccabi Tel Aviv dan Ajax Amsterdam.

Setidaknya lima orang terluka dalam serangan yang dikecam oleh otoritas Belanda dan para pemimpin asing termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai tindakan antisemit.

Namun, laporan media lokal menyebut insiden ini dipicu oleh ulah para pendukung Maccabi Tel Aviv yang merobek bendera Palestina hingga menyerang sejumlah sopir taksi keturunan Maroko di Amsterdam sebelum pertandingan berlangsung. Saat menuju stadion. Para hooligans  ini bahkan berteriak,”Tak ada lagi sekolah di Gaza, karena anak Palestina sudah tewas semua.”

Hal ini memicu kemarahan warga lokal, terutama warga keturunan Arab dan Maroko.

Sebuah laporan polisi mengatakan kelompok pendukung Maccabi membakar bendera Palestina di alun-alun Dam, menurunkan bendera lainnya dari sebuah bangunan di dekatnya dan merusak sebuah taksi.

Setelah sebuah seruan muncul di media sosial, para pengemudi taksi Muslim yang marah berkumpul di luar kasino tempat berkumpulnya 400 pendukung Maccabi, dan polisi pun turun tangan di tengah-tengah pertikaian.

Media Belanda telah melaporkan video yang menunjukkan pemukulan terhadap seorang sopir taksi Muslim dan sekelompok pemuda yang meneriakkan cercaan anti-Semit kepada seseorang di sebuah kanal yang disebut-sebut sebagai pendukung Maccabi yang didorong masuk.

Reuters tidak dapat mengonfirmasi kejadian-kejadian tersebut seperti yang digambarkan.

Pada hari pertandingan, para pendukung Maccabi terekam kamera sedang meneriakkan slogan-slogan anti-Arab di depan Monumen Nasional di alun-alun Dam di pusat kota Amsterdam, termasuk "Persetan dengan Palestina", dalam video yang diverifikasi oleh Reuters. Polisi menjaga perimeter namun perkelahian di sekitar pinggiran sta

Israel mendesak warganya untuk menghindari menghadiri acara budaya dan olahraga di luar negeri yang melibatkan warga Israel selama seminggu mendatang. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu mengklaim Israel memiliki informasi intelijen bahwa kelompok pro-Palestina di luar negeri menargetkan warga Israel di kota-kota di Belanda, Inggris, Perancis, Belgia dan lain-lain.

Sementara itu, kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa ia akan menghadiri pertandingan Prancis-Israel di Stade de France pada Kamis untuk mempromosikan “persaudaraan dan solidaritas” setelah peristiwa di Amsterdam.

PENAHANAN

Demonstran pro-Palestina berhadapan dengan polisi Belanda saat mengikuti protes tanpa izin di Amsterdam, Belanda, 10 November 2024. REUTERS/Anthony Deutsch

Di Belanda, penyelenggara protes mengatakan dalam pesan di Instagram bahwa mereka marah dengan "pembingkaian" kerusuhan seputar pertandingan sebagai antisemit dan menyebut larangan protes itu kejam.

“Kami menolak membiarkan tuduhan antisemitisme dijadikan senjata untuk menekan perlawanan Palestina,” kata mereka.

Empat orang masih ditahan karena dicurigai melakukan tindakan kekerasan, termasuk dua anak di bawah umur. 40 orang lainnya didenda karena gangguan publik dan 10 orang karena pelanggaran termasuk vandalisme.

Polisi mengatakan bahwa aksi tabrak lari dilakukan terhadap penggemar Israel yang berkunjung pada Kamis malam, dan menambahkan bahwa para penggemar membakar bendera Palestina dan menggunakan tongkat, pipa dan batu dalam bentrokan dengan lawan, seperti yang juga ditunjukkan dalam rekaman video.

Polisi mengatakan pada Ahad bahwa mereka juga akan menyelidiki rekaman yang menunjukkan penggemar Maccabi Tel Aviv menggunakan kekerasan, meskipun juru bicara polisi tidak dapat segera memastikan rekaman mana yang akan menjadi bagian dari penyelidikan.

Kepala polisi setempat Olivier Dutilh mengatakan kepada pengadilan pada Ahad bahwa larangan protes masih diperlukan karena insiden antisemit terus berlanjut, termasuk orang-orang yang diusir dari taksi dan disuruh menunjukkan paspor mereka pada Sabtu malam.

Di antara mereka yang ditahan adalah Jazie Veldhuyzen, seorang anggota dewan kota senior. Berbicara kepada Anadolu, Veldhuyzen mengatakan kelompok pendukung Palestina memilih untuk memprotes larangan tersebut, dugaan izin pemerintah dan polisi bagi pendukung Maccabi untuk menyerang penduduk setempat, dan “keterlibatan” Belanda dalam apa yang mereka sebut sebagai genosida.

Pihak berwenang Belanda menyadari kemarahan atas perang di Gaza, tetapi tidak melihat alasan untuk membatalkan pertandingan.

Ajax memiliki asosiasi Yahudi yang kuat, dan para penggemarnya terkadang membawa bendera Bintang Daud ke pertandingan; Ajax juga memiliki banyak pendukung Muslim.

Kurang dari 1% populasi Amsterdam adalah Yahudi setelah Holocaust, sementara sekitar 15% adalah Muslim, sebagian besar imigran generasi kedua dan pertama dari Afrika Utara dan Timur Tengah.

Lebih dari 43.500 warga Palestina telah tewas dalam serangan militer Israel di Gaza, menurut pejabat kesehatan di sana, dan sebagian besar wilayah kantong tersebut telah hancur. Israel melancarkan kampanyenya setelah militan Hamas membunuh 1.200 warga Israel dan menyandera lebih dari 250 orang dalam serangan lintas batas, menurut Israel.

REUTERS | ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus