Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, - Kepolisian negara bagian Uttar Pradesh, India, menangkap tiga orang karena membunug lumba-lumba air tawar sungai Gangga yang terancam punah. Sembilan orang lainnya dalam pencarian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas penyelidik Akhilesh Pratap Singh mengatakan kepada CNN bahwa bangkai lumba-lumba itu ditemukan di tanggul kanal Sharda di distrik Pratapgarh pada 31 Desember. Kasus ini bermula dari video viral yang menampilkan 12 orang penduduk setempat sedang memukuli lumba-lumba nahas itu dengan tongkat dan kapak hingga tewas.
Beberapa pelaku tertawa saat tubuh lumba-lumba yang hampir tak bernyawa itu ditarik oleh siripnya di perairan dangkal.
Petugas hutan, Varun Singh, yang ikut penyelidikan awal, mengatakan kepada CNN bahwa lumba-lumba itu adalah lumba-lumba sungai Gangga dewasa.
Lumba-lumba sungai Gangga pernah berjumlah puluhan ribu ekor. "Namun menyusut secara drastis populasinya menjadi kurang dari 1.800 pada abad terakhir," kata World Wildlife Fund (WWF) India dikutip dari CNN, Senin, 11 Januari 2021.
Berada di salah satu bagian terpadat di dunia, lumba-lumba sungai Gangga menghadapi ancaman dari pertanian, polusi industri, dan aktivitas manusia lainnya seperti pembuatan bendungan, proyek irigasi dan penangkapan ikan.
Lumba-lumba air tawar yang langka pada dasarnya buta, dan oleh penduduk lokal dinamakan sebagai "susu", mengacu pada suara yang dihasilkannya saat bernapas.
Saat berburu, lumba-lumba mengeluarkan suara ultrasonik yang memantulkan ikan dan mangsa lainnya dan memungkinkan mereka memvisualisasikan gambar dalam pikiran.
Lumba-lumba sungai Gangga betina melahirkan sekali setiap dua hingga tiga tahun hanya untuk satu anak.
CNN
https://edition.cnn.com/2021/01/09/india/india-endangered-dolphin-ganges-killed-intl/index.html