Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo.co - Ketua negosiator Palestina, Saeb Erekat, dilarikan ke rumah sakit di Yerusalem Barat, Israel kemarin karena kondisinya tiba-tiba memburuk setelah positif Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) itu kini dirawat secara intensif di ruang ICU Rumah Sakot Hadassah Ein Kerem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia tiba dalam kondisi yang serius dan membutuhkan alat bantu serta oksigen," ucap petugas rumah sakit dikutip dari Arab News, Senin, 19 Oktober 2020.
Erekat dibawa ke rumah sakit menggunakan ambulan Israel dari rumahnya di Khadiwey, dekat Jericho, Tepi Barat. Putranya, Ali, dan dua putrinya yang berprofesi sebagai dokter, Dalal dan Salam, menemani Erekat ke rumah sakit.
"Alhamdulillah kesehatan ayah saya stabil. Dia butuh perawatan medis khusus untuk pasien transplantasi paru-paru," kata Dalal lewat akun Twitter-nya.
Erekat diketahui pernah menjalani transplantasi paru-paru di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat pada 2017. Dengan kondisinya itu, pihak keluarga dan koleganya mengkhawatirkan kekebalan Erekat terhadap Covid-19. Ia dinyatakan positif mengidap virus corona 10 hari lalu.
Seorang pengacara dan analis politik di Israel, Arsen Ostrovsky, menilai Erekat orang yang munafik karena dirawat di rumah sakit milik Israel. Padahal, kata dia, otoritas Palestina mencegah rakyat biasa melakukan hal serupa.
Seorang pejabat Palestina menganggap kritik Arsen itu tidak bisa dibenarkan. Alasannya hukum internasional termasuk konvensi Den Haag dan Jenewa mensyaratkan kekuasaan pendudukan untuk memberikan dukungan medis kepada warga yang ada di bawah kendalinya.
Sosok Erekat menjadi salah satu wajah paling terkenal dari kepemimpinan Palestina selama beberapa dekade, terutama di hadapan khalayak internasional. Dia adalah salah satu penasihat paling senior Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dan juga memegang posisi teratas di bawah Yasser Arafat.
AHMAD FAIZ | ARAB NEWS
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/1750636/middle-east