Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Hongaria Katalin Novák mengundurkan diri untuk menebus kesalahannya memberi pengampunan pada terpidana yang dihukum karena membantu menutupi kasus pelecehan seksual di panti asuhan, Sabtu, 10 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan pengampunan tersebut dibuat tahun lalu namun baru menarik perhatian publik dalam beberapa hari terakhir setelah laporan dari situs berita lokal 444.hu, yang disambut dengan kemarahan, menyebabkan oposisi Hongaria menyerukan Presiden Novák untuk mundur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya melakukan kesalahan,” kata Novák dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu, ketika dia mengumumkan pengunduran dirinya dan mengeluarkan permintaan maaf kepada setiap korban yang merasa dia tidak mendukung mereka.
Kasus ini membuat sekutu Novak, PM Hongaria, Viktor Orbán, tertekan menghadapi Pemilu. László Kövér, ketua parlemen Hongaria dan sekutu dekat Orbán lainnya, diperkirakan akan menjabat presiden untuk sementara sampai parlemen memilih presiden baru.
Pengungkapan kasus ini menyebabkan munculnya demo di seluru negeri. Pada Jumat lalu, setidaknya 1.000 orang protes di ibu kota Hongaria menuntut pengunduran diri Presiden Novak atas keputusannya untuk mengampuni seorang pria yang dihukum karena membantu menutupi kasus pelecehan seksual di panti asuhan.
Novak memutuskan untuk mengampuni sekitar dua lusin orang pada April 2023, menjelang kunjungan Paus Fransiskus. Sala satu yang mendapat pengampunan adalah wakil direktur sebuah panti asuhan yang membantu mantan direktur panti tersebut menyembunyikan kejahatannya.
Orang-orang berjalan di Jembatan Rantai saat mereka mengambil bagian dalam protes menuntut pengunduran diri Presiden Hongaria Katalin Novak, setelah dia memberikan pengampunan dalam kasus pelecehan seksual, di Budapest, Hongaria, 9 Februari 2024. REUTERS/Bernadett Szabo
Direktur itu divonis 8 tahun penjara karena melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa anak di bawah umur pada tahun 2004-2016. Wakil direktur telah dijatuhi hukuman lebih dari 3 tahun.
Partai-partai oposisi Hongaria menuntut pengunduran diri Novak, sekutu dan mantan menteri keluarga di kabnet PM konservatif Viktor Orban.
Novak mengatakan pada hari Selasa bahwa dia tidak akan pernah memaafkan seorang pedofil, termasuk dalam kasus ini. Dia mengatakan alasan di balik keputusannya tidak bersifat publik.
Dalam upaya membendung dampak politik dari skandal tersebut, Orban, yang partainya Fidesz memulai kampanye untuk pemilihan Parlemen Eropa pada bulan Juni, mengajukan amandemen konstitusi ke parlemen pada Kamis malam yang mencabut hak presiden untuk mengampuni kejahatan yang dilakukan terhadap anak-anak.
"Keputusan pengampunan dari presiden republik ini telah memicu perdebatan. Perdebatan ini harus ditutup dengan cara yang dapat meyakinkan seluruh rakyat Hongaria," demikian bunyi teks RUU tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor 133 Ton Daging Ayam Subsidi di Kuba Hilang Dicuri