Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Presiden Korea Selatan Didesak Mundur Usai Umumkan Darurat Militer

Presiden Korea Selatan terancam dimakzulkan dan didesak untuk mundur usai mengumumkan darurat militer.

4 Desember 2024 | 10.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadapi ancaman pemakzulan setelah mengumumkan darurat militer. Keadaan darurat militer Korea Selatan yang hanya berlangsung beberapa jam itu menuai reaksi keras dari parlemen dan rakyat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Reuters, anggota parlemen Korea Selatan telah menyerukan pemakzulan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol. Pengumuman mengejutkan Yoon pada Selasa malam telah memicu kebuntuan dengan parlemen. Parlemen menolak upaya Yoon melarang aktivitas politik dan menyensor media. Pada satu titik, anggota parlemen bahkan menggunakan alat pemadam kebakaran untuk mencegah militer memasuki parlemen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah koalisi anggota parlemen dari partai oposisi mengatakan mereka berencana untuk mengusulkan rancangan undang-undang untuk memakzulkan Yoon pada hari Rabu, yang harus disahkan dalam waktu 72 jam. "Parlemen harus fokus segera menangguhkan bisnis presiden untuk meloloskan RUU pemakzulan secepatnya," ujar Hwang Un-ha, salah satu anggota parlemen dalam koalisi tersebut, kepada wartawan.

Hingga Selasa malam, 3 Desember 2024, Korea Selatan belum pernah mengalami darurat militer selama lebih dari 40 tahun. Keterkejutan rakyat Korea Selatan ini pun dalam sekejap berubah menjadi kemarahan.

Di tengah udara dingin, para pengunjuk rasa mendesak agar Presiden Yoon ditangkap. Mereka membawa plakat bertuliskan tangkap penjahat pengkhianat Yoon Suk Yeol di Gwanghwamun Square di Seoul.

Koalisi serikat pekerja terbesar Korea Selatan, Konfederasi Serikat Buruh Korea, mengatakan ribuan anggotanya akan mogok hingga Yoon mengundurkan diri. Mereka menggelar unjuk rasa di pusat kota Seoul.

Beberapa protes lainnya diperkirakan akan terjadi, termasuk di dekat Majelis Nasional. Ribuan orang berkumpul pada Selasa malam untuk menyerukan pemblokiran perintah Yoon dan kemudian menuntut penangkapan dan pengunduran dirinya. Beberapa perusahaan termasuk Naver Corp dan LG Electronics menyarankan karyawan untuk bekerja dari rumah.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus